tag:blogger.com,1999:blog-34412525519927636872024-03-14T05:03:59.956-07:00Fahmi Yunus Journal@FahmiYunusAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-48846890911539708472015-11-16T07:56:00.002-08:002015-11-16T07:56:27.521-08:00VONIS SANG DOKTERAlkisah, hiduplah seorang dokter di sebuah negeri antah berantah, namun sering terjadi berbagai musibah. Sang dokter itu panggilannya adalah satu-satunya dokter di negari tersebut yang ditemani seorang mantri. Awalnya si mantri adalah sohib kentalnya, namun entah apa yan merasuki sehingga sang mantri ingin menggantikan posisi dokter itu. Ilmu & pengalamannya tak cukup, tapi nafsunya yang ingin menjadi dokter pengganti membuatnya siap melakukan apa saja.<br />
<br />
Suatu hari datanglah seorang pasien kaya raya, namun menderita sakit parah yang belum ada penangkalnya. 29 tahun ia, mengalami sakit dan 10 tahun terakhir ia lumpuh tak bisa bergerak. Herannya tak ada yang tahu ia sakit apa. Hingga ia mendengar tentang dokter satu-satunya itu, lalu mencoba berobat padanya.<br />
<br />
Dokter yang merasa sudah pengalaman itu tanpa memeriksa langsung memutuskan bahwa si pasien sakit busung lapar. Padahal si pasien adalah orang kaya, tapi pak dokter sangat yakin bahwa pasiennya,menderita penyakit tersebut. Pasien pun pasrah, yang penting ia segera sembuh pikirnya. Ia menelan semua obat yang diresepi padanya.<br />
<br />
Hari, minggu, bulan berlalu. Si pasien belum sembuh jua. Ia kembali ke dokter untuk berobat lagi. Pak dokter lalu merevisi vonisnya. Ia menyimpulkan pasien ini sakit jantung. Lagi2 pasien percaya, lantas melahap semua obat yang diberikan padanya.<br />
<br />
Waktu terus berlalu namun si sakit belum pulih. Ia kembali lagi, kali ini dokter memvonisnya sakit maag akut. Ia percaya dan (lagi) tanpa ragu menghabiskan obat yang diberikan pak dokter.<br />
<br />
Bulan depan pasien kembali & mengeluh mengapa ia tak kunjung sembuh. Sang asisten yang tanpa ilmu mencoba memberi nasehat, "Ini penyakit jahanam" katanya kepada dokter. Dokter percaya, lalu pasien diberi obat namanya "Kapsul Jahanamex". Bodohnya si pasien masih percaya dan melahap obat tersebut.<br />
<br />
Minggu depan ia kembali & mengadu kepada dokter bahwa ia masih sakit. Kali ini giliran pak dokter yang mulai hilang logikanya. "Ini pasti sakit Pungo (gila)". Jadi harus dikasih obat yg lebih gila, kata dokter.<br />
<br />
Gara-gara disebut 'pungo' keluarga pasien mulai hilang kesabaran & mencoba mencari obat pada seorang tabib terkenal. Vonis sang tabib si pasien menderita penyakit Sesat. Namun, keluarga pasien mulai tidak sabar menganggap sang tabib "Lebaydotcom."<br />
<br />
Entah kenapa si pasien masih tetap percaya pada sang dokter, walaupun segala jenis obat dan ramuan telah dikonsumsinya, mulai dari obat sakit perut hingga obat gila.<br />
<br />
Tahun berlalu, tepatnya tahun ke-5 ia berobat pada dokter itu, ia bertekad semoga ini kunjungannya yg terakhir kali. Lagi2, dengan penuh percaya diri, tanpa melakukan pemeriksaan darah, dll, pak dokter akhirnya memutuskan,<br />
<br />
"Jeehh, rupanya Anda sakit Panu" ujarnya dengan nada riang.<br />
<br />
<br />
<br />
***Banda Aceh, 16/11/2015Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-1743659558848729952015-09-11T08:07:00.003-07:002015-09-11T08:07:41.618-07:00“Maafkan Saya”<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 19.32px;">Pagi tadi tepatnya. Sesampai di ruangan saya di kampus saya mendapati sebuah surat, ternyata dari seorang mahasiswi. Sebagai dosen perwalian atau pembimbing akademik ini adalah masa- masa saya perlu tandatangan KHS atau KRS mahasiswa. Itu hal rutin yang saya temui dalam beberapa hari ini. Tapi surat pagi ini jauh berbeda. Dan setelah kurang lebih dua tahun saya menjadi dosen wali, baru hari ini saya mendapati sebuah surat dalam bentuk form resmi lembaga. Surat itu ternyata permohonan untuk non- aktif atau cuti kuliah. Ah, bercanda dia, pikir saya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Penasaran saya telpon dia untuk tanya apa betul permohonan itu dibuat dengan penuh kesadaran? Kesadaran untuk cuti kuliah sementara. Saya tanya alasannya. Agak sulit baginya menemukan kata yang tepat. Tapi, beberapa kali dia mengucapkan kata “kurang”, yang kemudian saya simpulkan bahwa dia berhenti kuliah sementara karena kekurangan biaya. Tidak biaya untuk kuliah. Kesimpulan ini diperkuat setelah saya bertanya dengan dosen lain yang katanya sempat berbicara dengan mahasiswi ini, bahwa memang dia atau keluarganya lagi kekurangan biaya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Lama saya tercenung, dan berfikir, setengah tidak percaya. Beberapa saat kemudian saya telpon dia kembali untuk memastikan sebelum saya memberi tandatangan. Kali ini jawabannya lebih jelas, memang keluarganya lagi membutuhkan biaya untuk keperluan lain yang lebih mendesak, dan dia harus merelakan dirinya untuk tidak kuliah sementara waktu. “Saya mau cari- cari kerja dulu Pak”ia menegaskan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 19.32px;">Dada saya bergemuruh. Peristiwa ini mengingatkan saya pada seorang teman lama, belasan tahun lalu, saat kami kuliah S1 dia harus berhenti kuliah karena tidak ada biaya. Kali ini, seorang mahasiswi tidak harus berhenti (entah sampai kapan) karena ia tidak mampu menyediakan SPP satu juta lebih itu.</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 19.32px;"> </span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Entah kenapa saya malu kepadanya. Saya ingat dalam kelas Ekonomi Makro saya bercerita tentang betapa besarnya dana yang dikelola oleh pemerintah Aceh. Saya bilang untuk tahun 2015 ini saja pemerintah Aceh mengelola dana lebih 12 triliun. Saya berandai- andai di kelas, kalo uang 12 triliun itu dibagi- bagi aja ke orang semua orang Aceh, maka masing- masing orang akan dapat 2 juta lebih. Atau saya juga sering becanda jika uang sebanyak itu dibeliin kopi, maka bisa tengglem kota Banda Aceh oleh kopi. Kita bangsa yang kaya papar saya dengan penuh semangat.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saya juga bilang kalo tidak kurang dari 42 triliun, ya 42 triliun dana otonomi khusus yang mengucur ke Aceh. Bayangkan uang sebanyak itu. Lalu saya tanya kepada mahasiswa, siapa yang pernah lihat uang sebanyak itu dalam bentuk fisik. Jujur saya sampaikan mereka bahwa saya sendiri belum pernah melihat uang segitu banyaknya. </span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br />Memang di sesi lain kami berbicara tentang angka kemiskinan di Aceh yang sering jadi juara, dan di atas rata- rata nasional. Angka pengangguran tinggi, kesehatan bayi yang mengkhawatirkan, masalah narkoba, dan angka- angka statistik “mengerikan” lainnya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tapi hari ini saya mendapati angka- angka statistik dalam bentuk persentase dan rata- rata itu hadir dihadapan saya. Angka statistik itu berwujud dalam bentuk seorang mahasiswi yang tak mampu membayar SPP nya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br />Andai saya bisa meminta kepada pemerintah untuk menolong satu orang mahasiswi ini. Caranya cukup sederhana. Beberapa hari ini saya sering melihat iklan advertorial atau pariwara versi pemerintah Aceh yang menceritakan tentang kesuksesan mereka, kehebatan mereka, kegemilangan mereka dalam membangun Aceh. Ya, karena dalam bentuk iklan pastilah harus berbayar. Karena tampil di halaman 1 depan, tentunya biayanya sangat mahal. Andai saja, 1 kali slot iklan di koran itu disumbangkan ke mahasiswi saya, saya yakin masalahnya bisa tuntas, walau untuk sementara.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saya yakin uang SPP seorang mahasisa di kampus saya hanyalah "peng griek" uang receh buat penguasa dan pejabat yang selama ini katanya selalu memikirkan nasib rakyat siang dan malam. Atau mungkin ada beasiswa yang memang ditujukan kepada mahasiswa- mahasiswa seperti ini. Ya, beasiswa bagi mahasiswa tidak mampu melanjutkan kuliahnya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Akhrinya saya sebagai dosen walinya merasa malu dan berdosa karena tidak bisa berbuat apa- apa untuk membantunya. Saya mau minta maaf kepadanya karena saya mungkin lebih disibukkan dengan urusan penelitian, mengajar, dan urusan- urusan lainnya yang membuat masalah seperti ini seolah berlalu begitu saja. Semoga dia bisa memaafkan saya sebagai dosennya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-size: 14px; line-height: 19.32px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">*Banda Aceh, 11 September 2015</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-27274253849569946742015-05-12T08:59:00.000-07:002015-05-12T08:59:03.534-07:00Catatan Kecil Damai Aceh<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px;">
<span style="line-height: 19.3199996948242px;">Hari ini 15 tahun lalu, 12 Mei 2000, pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menyepakati perjanjian perdamaian pertama yang ditandatangani di Bavois, Swiss. Ini adalah sejarah pertama dimana pemerintah RI dan GAM duduk bersama untuk berbicara dalam bahasa damai bukan bahasa senjata. Kesepahaman yang lebih dikenal dengan Joint Understanding on Humanitarian Pause for Aceh atau sering disebut dengan “Jeda Kemanusiaan” ditandatangani oleh Hassan Wirajudha (sempat menjadi menteri luar negeri RI) mewakili pihak pemerintah dan dr. Zaini Abdullah (gubernur Aceh sekarang), mewakili GAM yang difasilitasi oleh lembaga internasional HDC (Centre for Humanitarian Dialogue) yang juga bermarkas di Swiss. Kesepahaman bersama menyepakati penghentian pertempuran selama tiga bulan, yang dibarengi oleh bantuan kemanusiaan untuk Aceh, dibentuknya modalitas keamananan untuk bantuan kemanusiaan dan yang paling penting adalah membangun kepercayaan antara keduabelah pihak yang sedang bertikai. Saya bersyukur, setidaknya pernah berperan dalam proses perdamaian ini melalui Unit Informasi Publik, yang bertugas mensosialisasikan segala kesepahaman dan proses perdamaian yang sedang berlangsung, sejak Desember 2000.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Jeda Kemanusiaan tidak lahir begitu saja, karena inisiasi pentingnya suatu dialog damai untuk menyelesaikan konflik bersenjata melalui meja perundingan sudah diinisiasi sejak tahun 1999 di era pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ada beberapa pertemuan saat itu baik yang dilakukan di beberapa tempat di Aceh yang juga melibatkan pemimpin GAM di lapangan.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Bekerja di bagian informasi publik, atau ada yang bilang public relation suatu proses perdamaian adalah hal yang baru buat saya. “Dunia” politik dan konflik adalah dunia yang masih baru bagi saya yang fresh graduate dari fakultas ekonomi. Untung saat mahasiswa saya sempat aktif di pers kampus, dan sempat meliput beberapa peristiwa tentang konflik dan tragedi kemanusiaan di Aceh, jadi sedikitnya sudah paham tentang dinamika konflik yang terjadi di Aceh. Pada unit ini saya mulai berkenalan dan rajin berdiskusi dengan para jurnalis, aktifis NGO, pekerja kemanusiaan baik lokal maupun internasional. Setelah tiga bulan berlakunya Jeda Kemanusia, para pihak pada pertemuan di bulan September 2000 menyadari pentingnya untuk melanjutkan kesepahaman ini dalam upaya mencapai solusi damai konflik.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Pada tahun 2001, sejak bulan Januari hingga April pertemuan dan diskusi masih berlangsung dan masih difasilitasi oleh HDC. Beberapa nama pakar, tokoh mulai dilibatkan seperti William Ury, Hurst Hanum, Erick Avebury, dll. Tahun ini Jeda Kemanusiaan berakhir, menyepakati pengaturan keamanan baru, serta satu bulan moratorium kekerasan yang ditandai dengan adanya pertemuan para komandan lapangan di Banda Aceh.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Setelah moratorium kekerasan, pihak RI dan GAM menyepakati fase baru yang dikenal dengan “Damai Melalui Dialog” (Peace Through Dialogue), yang pada intinya para pihak masih sepakat bahwa perdamaian di Aceh harus ditempuh dengan cara- cara dialog dan damai. Era, ini menarik karena pihak GAM mulai mempertimbangkan perjuangannya tidak melalui upaya militer namun melalui upaya- upaya politik, serta adanya gagasan tentang partai politik untuk berpartisipasi dalam pemilu yang demokratis.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Perjalanan damai tak semulus impian. Pada bulan April “gonjang- ganjing” muncul lagi, dimana kedua pihak mulai tidak sepaham dan saling menyalahkan satu sama lainnya. Situasi makin memanas saat salah seorang anggota tim monitoring di Aceh Selatan dan supirnya beserta seorang pengacara dan aktifis LSM pada tanggal 29 Maret 2001. Isu penting lainnya adalah dihentikannya operasional PT Arun oleh karena kondisi keamanan yang tidak memungkinkan. Yang saya pelajari dalam penyelesaian suatu konflik bersenjata adalah sulitnya membangun saling kepercayaan antar para pihak. Terkadang saat kepercayaan telah terbangun dapat dirusak oleh suatu peristiwa dan kepercayaan yang runtuh itu harus dibangun lagi dengan susah payah dan butuh waktu yang tidak singkat.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
April 2001 adalah masa- masa yang sulit bagi proses damai Aceh. Ini ditandai dengan “kembalinya” sikap pemerintah RI yang menggunakan upaya- upaya militer dalam menyelesaikan konflik. Namun upaya- upaya kekerasan dalam kurun waktu beberapa bulan ini justru memperparah konflik yang mengkibatkan ratusan warga sipil tewas, ratusan rumah terbakar, jumlah pengungsi meningkat, pemerasan, hingga kontak senjata yang makin marak.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Dalam periode ini pula para juru runding GAM ditangkap oleh pihak pemerintah di Hotel Kuala Tripa Banda Aceh. Saya ingat hari itu Jum’at di bulan Juli. Beberapa aparat lalu lalang melewati kantor atau ruangan kami, sebelum menangkap para juru runding. Beberapa dari mereka sempat bertanya- tanya kepada kami. Namun, posisi unit informasi publik yang tidak memihak salah satu pihak atau netral menjadikan para stafnya “untuk sementara” aman.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Kondisi psikologi para staf sempat “shock” dengan penangkapan tersebut. Dan pada tanggal 15 Agustus 2001, saya didatangai bos HDC saat itu David Gorman, dia menawarkan tepatnya meminta saya untuk menggantikan posisi manejer unit informasi publik setelah bos saya sebelumnya mengundurkan diri. Tentu, karena merasa masih muda (25 tahun) dan belum berpengalaman saya menolak tawaran sang bos. Tapi entah jurus apa yang digunakan pria berkebangsaan Amerika Serikat tersebut, dia berhasil meyakinkan saya dan akhirnya saya tertantang untuk menerima tawaran tersebut, dengan syarat dia dan kawan- kawan akan membantu dan mendukung saya. Kesannya sederhana, tapi karena situasi proses dialog yang tak jelas nasibnya membuat “tantangan” ini menjadi menarik. I love challenge.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
HDC masih tidak menyerah dan melanjutkan proses damai ini. Beberapa pertemuan juga diadakan dan dengan “inovasi” misalnya menghadirkan para tokoh wise men, seperti Surin Pitsuwan (mantan menteri luar negeri Thailand), Tan Sri Musa, Budimir Loncar (mantan menteri luar negeri Yugoslavia, serta seorang jenderal bintang empat Amerika, Anthony Zinni.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Yang paling fenomenal dari perundingan yang difasilitasi oleh HDC adalah disepakatinya gencatan senjatan atau Cessation of Hostilities Agreement atau lebih dikenal dengan COHA, yang ditandatangani pada tanggal 9 Desember 2003 bertempat di kantor HDC, Swiss. Harapan damai Aceh hadir lagi setelah kesepakatan ini ditandatangani. Saya masih ingat bagaimana meriahnya suasana malam tahun baru 2003 di Banda Aceh, dimana masyarakat sudah berani beraktifitas pada hingga larut malam. Peristiwa hingar- bingar malam hari hampir tak dapat kita temui saat suasana konflik. COHA berakhir sama seperti pendahulunya, diawali dengan gagalnya perundingan Tokyo, Jepang. COHA secara “resmi” berakhir dengan diberlakukannya darurat militer 19 Mei 2003 oleh pemerintah RI, di bawah presiden Megawati Soekarnoputri.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sejak saat itu, proses damai Aceh melalui cara dialog tanpa senjata mati suri. Akhirnya 15 Agustus 2005, pemerintah RI dan GAM menandatangani kesepahaman damai di Helsinki, Finlandia. HDC tidak lagi menjadi fasilitator perdamaian pada perjanjian ini.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px; text-align: right;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px; text-align: right;">
Banda Aceh, 12 Mei 2015</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-61940108714812397082015-04-11T08:19:00.000-07:002015-04-11T08:55:28.813-07:00Ekonomi Dalam Sepotong Suree (Sureenomics Vol.2)<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>“Padup eungkot suree nyoe bang?”</i> tanya
saya kepada seorang penjual ikan di pasar Peunayong, Banda Aceh, sambil
menunjuk ke salah satu ikan <i>suree</i>
yang lumayan besar. <i>Suree</i> yaitu ikan
tongkol, atau tuna, yang di Aceh dikenal memiliki jenis tongkol sisik (tuna)
dan yang bukan sisik (tongkol biasa), dan bagi tongkol yang sering ikut fitness alias berbadan lebih besar dari rata- rata (raksasa), maka ia cukup dipanggil
dengan <i>“Pa’ak” </i>saja, bukan tongkol
raksasa. Gak <i>fair</i> memang, tongkol
segede itu dipanggil hanya dengan satu kata. Tapi itulah dinamika dunia
pertongkolan, yang tak perlu kita bahas di sini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">“75 ribee” jawab si abang singkat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Biasanya tuna sebesar itu saya beli sekitar 60 ribu, paling
mahal 65 ribu. Tapi hari ini dia mencapai angka 75 ribu perak. Saya tanya suree
lain yang lebih kecil juga mengalami kenaikan. Jika dikalkulasi secara, maka
rata- rata kenaikan suree berada pada kisaran 10-15 ribu per ekor. <br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">“Kok mahal kali bang?” Pura- pura tidak tahu (padahal tidak
tahu), saya tanyakan kenapa suree naik harga. Pertanyaan yang sama saya tujukan
kepada 3 penjual yang berbeda, berikut jawabannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Penjual 1: “BBM kan udah naik Bang”, jawabnya singkat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Penjual 2: “Modalnya memang mahal Bang”, maksudnya modal
saat ia beli ikan di TPI. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Penjual 3: Dia hanya terdiam, sambil menatap saya dengan
agak sinis lalu pura- pura sibuk merapikan dagangannya. Mungkin dia berujar
dalam hati<i> “Where the hell have you been?<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dari ketiga penjual itu, saya rasa jawaban penjual 1 dan 2
saling berkorelasi dan menjawab pertanyaan saya tadi. Faktor BBM naik
mengakibatkan harga barang- barang lain ikutan naik. BBM jenis solar adalah
bahan bakar utama nelayan ke laut. Hingga saat ini belum ada satupun teknologi
yang bisa mengubah air laut menjadi solar, atau minimal pengganti solar untuk
menjalankan mesin boat dan kapal. (Mungkin hanya batu akik jenis gioklah yang
mampu melakukannya. Liat aja sekarang udah banyak dijual batu giok dengan jenis
solar hingga bio solar #eh. )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dampak Kenaikan BBM,
Dari Urusan Perut hingga Krisis Negara<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Merujuk data BPS (ini bukan Badan Pusat Suree, tapi Badan
Pusat Statistik), pada bulan Januari 2015 inflasi di kota Banda Aceh sebesar
0,10 persen, yang disumbangkan oleh pangan yang bergejolak atau <i>volatile foods,</i> dan ternyata ikan segar
ikut berkontribusi secara aktif. Saya menduga ikan segar yang dimaksudkan oleh
BPS ini adalah si suree, ya, suree yang sedang kita bahas ini. Walaupun
kemudian bulan Februari dan Maret di kota ini terjadi deflasi, namun
(lagi-lagi) saya memprediksi bahwa akan terjadi inflasi pada bulan April ini.
Salah satu penyumbangnya, ya itu... suree.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Selain berkontribusi dalam inflasi, suree telah terbukti
menjadi ikon terpenting dalam kuliner Aceh. Ada berbagai varian yang dapat
membuat sepotong suree memiliki nilai tambah tinggi. Mulai dari <i>keumamah</i>, tumis, goreng, lado, <i>asam keueng,</i> hingga yang paling simpel
suree rebus. Sayangnya belum ada catatan dan resep rendang suree, jika ada maka rendang daging khas minang bisa tersaingi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Begitu banyaknya kontribusi ikan suree dalam perkulineran
Aceh juga dapat dilihat dari sajian baik di rumah tangga, rumah makan hingga
kenduri. Coba cek, dimana rumah makan di Aceh yang gak jual menu suree? Jika
ada yang tak jual, bisa jadi itu bukan rumah makan, tapi KFC. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saat kenduri sekalipun, menu suree dapat dipastikan selalu
ada menjadi hidangan di meja prasmanan. Boleh dibilang ikan suree adalah jenis
ikan yang dapat diolah lebih banyak daripada jenis ikan- ikan lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Lantas jika suree mengalami inflasi, harganya kian meninggi,
maka apa yang akan terjadi? Saya mencoba menganalisis beberapa potensi kerugian
negara dan masyarakat oleh karena mahalnya suree.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: x-small;">Gambar 1. Dampak Suree Mahal.</span></i></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="clear: left; float: left; font-family: Georgia, Times New Roman, serif; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJKgqYJ9PsmObc_qsrVGWrCfb09uKwPwAwCpTDeWJ4R3Ybb39aYO1cBvv_XcP28UAbqAkVO_HazOkThcEF7PB7UFu6jk-T1iYOydoShxBCsQ-JcijyvZjSMIjU2QSea8qolGuoKzKOUUc/s1600/dampak+suree2.png" height="312" width="640" /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Jika suree mahal, maka harga nasi bungkus atau makanan
berbahan suree juga otomatis akan mahal. Walaupun judulnya “nasi bungkus”, tapi
siapa yang mau makan tanpa ada sepotong ikan di nasinya. Jika harga nasi
bungkus mahal maka para pekerja harus mengeluarkan uang lebih atau di sisi lain
dengan terpaksa harus mengurangi porsi makan, khususnya ikan. Oleh karena ikan
mengandung protein dan nutrisi yang tinggi, maka kekurangan zat ini bisa
mengakibatkan seseorang kekurangan gizi (dampak kesehatan). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Disaat seseorang mengeluarkan uang lebih untuk sektor
konsumsi, tentunya ia harus menambah sektor produksi yang lain agar ada uang
tambahan untuk mencukupi gizi makanannya. Ada beberapa cara dapat dilakukan,
bagi yang ada usaha atau bisnis sampingan dia akan dengan mudah menghasilkan
uang lebih, tapi konsekuensinya waktunya bekerja di tempat sebelumnya akan
tersita. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tapi itu belum seberapa, jika dibandingkan dampak lain yaitu
korupsi. Ya, siapa yang tahu bisa jadi hanya karena ikan mahal, nasi bungkus
layak tak terjangkau maka seseorang melakukan penyelewengan seperti korupsi,
atau mungkin tidak kejahatan lain bertujuan yaitu: memenuhi hasrat kulinernya
dibidang suree. Kemungkinan yang lebih parah adalah potensi konflik bakal
terjadi, atau pemberontakan dengan visi kemerdekaan dalam mengkonsumsi suree.
Potensi konflik, pemberontakan ini tentunya akan sangat berbahaya karena akan
menimbulkan masalah disintegrasi bangsa. Apa kata dunia jika hanya karena suree
kita menuntut merdeka dari republik ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kesimpulan dari semua masalah kenaikan harga suree ini akhirnya
bermuara pada krisis multi sektor dan negara kita akan mengalami chaos dan kehancuran,
seperti yang kita lihat di beberapa negara balkan hingga timur tengah. Kita
berharap masalah suree ini tidak lantas menginspirasi beberapa kelompok anarkis
untuk membentuk suatu organisasi garis keras dengan nama <i>Gerakan Suree Merdeka </i>(GSM). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tugas
kita adalah untuk mengingatkan pemerintah pusat agar tidak semena- mena
menaikkan harga BBM yang memicu pada kenaikan harga suree. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dan presiden Jokowi
harus tahu ini. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>*Banda Aceh, April 2015</i></span><o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-32019822714689458812015-03-20T09:24:00.000-07:002015-04-10T20:30:24.666-07:00Happy Birthday to You in Heaven #mysarah<div>
<div class="ProfileTweet-contents" style="line-height: 19.25px; margin-left: 30px; margin-top: -5px;">
<div class="ProfileTweet-text js-tweet-text u-dir" data-aria-label-part="0" dir="ltr" lang="en" style="direction: ltr !important; line-height: 22px; margin-bottom: 5px; unicode-bidi: embed; white-space: pre-wrap;">
<span style="color: #e06666; font-family: Courier New, Courier, monospace;"><i><b>If she were still here, today is her birthday. But I always love & pray for her everyday #mysarah </b></i></span></div>
<div class="ProfileTweet-text js-tweet-text u-dir" data-aria-label-part="0" dir="ltr" lang="en" style="direction: ltr !important; line-height: 22px; margin-bottom: 5px; unicode-bidi: embed; white-space: pre-wrap;">
<span style="color: #e06666; font-family: Courier New, Courier, monospace;"><i><b><br /></b></i></span></div>
<div class="ProfileTweet-text js-tweet-text u-dir" data-aria-label-part="0" dir="ltr" lang="en" style="direction: ltr !important; line-height: 22px; margin-bottom: 5px; unicode-bidi: embed; white-space: pre-wrap;">
<i><span style="color: #e06666;"><b><span style="background-color: white; letter-spacing: 0.259999990463257px; line-height: 32px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Dear God, do they celebrate birthday in heaven? Although they don't please send my birthday greeting and tell her that i miss her so much </span></span><span style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;">#mysarah</span></b></span></i></div>
<div class="ProfileTweet-text js-tweet-text u-dir" data-aria-label-part="0" dir="ltr" lang="en" style="direction: ltr !important; line-height: 22px; margin-bottom: 5px; unicode-bidi: embed; white-space: pre-wrap;">
<span style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><i><span style="color: #e06666;"><b><br /></b></span></i></span></div>
<div class="ProfileTweet-text js-tweet-text u-dir" data-aria-label-part="0" dir="ltr" lang="en" style="direction: ltr !important; line-height: 22px; margin-bottom: 5px; unicode-bidi: embed; white-space: pre-wrap;">
<i><span style="color: #e06666;"><b><span style="background-color: white; font-family: 'Courier New', Courier, monospace;">I wish i could see her in my dream tonight </span><span style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;">#mysarah</span></b></span></i><br />
<i><span style="color: #e06666;"><b><span style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><br /></span></b></span></i></div>
<div class="ProfileTweet-text js-tweet-text u-dir" data-aria-label-part="0" dir="ltr" lang="en" style="direction: ltr !important; line-height: 22px; margin-bottom: 5px; unicode-bidi: embed; white-space: pre-wrap;">
<i><span style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;"><b><br /></b></span></span></i></div>
<div class="ProfileTweet-text js-tweet-text u-dir" data-aria-label-part="0" dir="ltr" lang="en" style="direction: ltr !important; line-height: 22px; margin-bottom: 5px; text-align: right; unicode-bidi: embed; white-space: pre-wrap;">
<div style="text-align: right;">
<i><span style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;">Banda Aceh, March 20, 2015</span></span></i></div>
</div>
<div class="ProfileTweet-text js-tweet-text u-dir" data-aria-label-part="0" dir="ltr" lang="en" style="direction: ltr !important; font-size: 16px; line-height: 22px; margin-bottom: 5px; text-align: right; unicode-bidi: embed; white-space: pre-wrap;">
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-80869213308005563732015-03-18T21:54:00.000-07:002015-03-18T21:54:30.501-07:00"Ekonomi Nasional vs. Ekonomi Aceh" - AcehNomics, Februari 2015<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFll0Ni11GA9owenKY6fhbi4yk_tBliCdOdOvwfawx2UGpJUhx11WAqS5J1NWbdUDJNh7SuP91N96X7ahcRnw87OYmNVn7TKoVg5NWXIWKtPdIiiXCuMASSWofOhYPTzryvqYQnsoaYe0/s1600/Acehnomics.png" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFll0Ni11GA9owenKY6fhbi4yk_tBliCdOdOvwfawx2UGpJUhx11WAqS5J1NWbdUDJNh7SuP91N96X7ahcRnw87OYmNVn7TKoVg5NWXIWKtPdIiiXCuMASSWofOhYPTzryvqYQnsoaYe0/s1600/Acehnomics.png" height="640" width="233" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Add caption</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFll0Ni11GA9owenKY6fhbi4yk_tBliCdOdOvwfawx2UGpJUhx11WAqS5J1NWbdUDJNh7SuP91N96X7ahcRnw87OYmNVn7TKoVg5NWXIWKtPdIiiXCuMASSWofOhYPTzryvqYQnsoaYe0/s1600/Acehnomics.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">Lebih detil silakan klik: https://magic.piktochart.com/output/4508108-acehnomics</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-3057657095791952312015-03-18T21:47:00.001-07:002015-03-18T21:47:11.409-07:00Menunggu Bank “London” Syariah di Aceh?<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">5 Februari 2015</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<h3>
<span style="color: blue; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ingatan saya melayang pada suatu diskusi terbatas yang
diadakan oleh instansi pemerintah dan dihadiri oleh belasan tokoh mewakili
perbankan, aktivis LSM, akademisi, pengusaha dan tokoh masyarakat. Ada satu
pertanyaan dari peserta diskusi yang terkesan sederhana namun penting dan kemudian
dijawab oleh peserta lain secara santai namun mengena. </span></h3>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pertanyaan saat itu adalah, “Mengapa kita harus menjalankan
sistem ekonomi syariah atau Islam?”. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Jawabannya “Ya, karena kita <i>kan</i> orang Islam, tentunya harus patuh pada apa yang diatur oleh
Islam”. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menurut saya, jawaban singkat namun padat itu sudah cukup
menjadi argumen kuat mengapa sistem ekonomi Islam menjadi sangat penting dan
perlu diaplikasikan oleh kita umat Islam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sementara nun jauh disana, di bumi belahan Eropa, Perdana
Menteri Inggris David Cameron dihadapan seribuan delegasi pada forum ekonomi
Islam dunia, <i>World Islamic Economic Forum
(WIEF) </i> ke 9 di London yang saya
kutip dari <i>www.economist.com</i> berkata,
“Saya ingin London dapat berdiri berdampingan dengan Dubai sebagai salah satu ibu
kota keuangan Islam terbesar berbagai negara di dunia”. Pernyataan itu
disampaikan pada bulan 2 tahun lalu, tepatnya tanggal 29 Oktober 2013, di
London, ibukota Inggris. Ini adalah WIEF pertama kali yang diselenggarakan di
luar negara- negara Islam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menurut saya Cameron sangat sadar pentingnya sistem ekonomi
dan keuangan Islam serta peranannya dalam perekonomian dunia, lantas ia pun
memiliki mimpi agar negaranya mampu menyaingi negara- negara Islam dalam
tatanan keuangan Islam dunia. Dan kita tahu Mister Cameron bukanlah seorang
muslim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dua kisah di atas mungkin bisa menjawab urgensi penerapan
sistem ekonomi syariah atau Islam, beserta turunannya berupa keuangan syariah,
hingga perbankan syariah. Yang pertama adalah karena masalah substansial yaitu
kita sebagai umat Islam yang wajib menjalankan ajarannya secara <i>kaffah, </i>dan yang kedua adalah masalah “pasar”
atau konsumen keuangan syariah. Disini saya sekadar ingin berbagi tentang yang
kedua, yaitu mengenai aspek pasar dalam praktik keuangan atau perbankan
syariah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pertumbuhan
Signifikan <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Jika boleh mengutip <i>World
Islamic Banking Competitiveness Report 2013-2014,</i> atau laporan Persaingan
Bank Syariah Dunia, yang memaparkan
bahwa Indonesia bersama lima negara Islam lainnya mengalami pertumbuhan pasar
perbankan syariah secara signifikan. Kita bersama bersama Qatar, Saudi Arabia,
Malaysia, UEA dan Turki yang disingkat dengan QISMUT merupakan negara yang
dianggap cukup penting karena tergolong ke dalam negara yang memiliki
pertumbuhan pasar yang tinggi, atau dikenal dengan <i>Rapid-Growth Market </i>(RGM). Untuk masuk ke dalam RGM negara tersebut
harus memenuhi kriteria diantaranya terbukti memiliki pertumbuhan yang tinggi
serta potensinya, skala ekonomi dan jumlah populasi, dan kepentingan strategis
untuk bisnis. QISMUT menjadi kelompok negara yang sangat penting bagi
internasionalisasi industri perbankan Islam karena aset di enam negara ini
berjumlah 78 persen dari seluruh perbankan syariah di dunia. Sementara total
aset perbankan syariah di dunia mencapai US$1,7 Triliun, artinya QISMUT
mendominasi total aset perbankan syariah dunia saat ini. Dan yang paling
penting adalah bergairahnya perekonomian negara- negara ini serta pertumbuhan
nasabah atau pasar untuk layanan keuangan yang tinggi menjadikan Indonesia
sebagai prospek yang menarik bagi bank lain untuk memperbesar keuntungannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Fenomena bergairahnya keuangan dan bank syariah makin
dilirik tidak hanya oleh negara- negara muslim namun juga negara- negara
non-muslim di benua Eropa dan Amerika. Beberapa kajian juga sempat memaparkan bagaimana
sistem keuangan syariah ternyata lebih tahan dalam menghadapi krisis ekonomi
seperti yang terjadi di Eropa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk muslim
terbesar di dunia sadar akan hal itu. Tapi mungkin agak berbeda dengan provinsi
Aceh yang mayoritas penduduknya juga beragama Islam plus diperkuat dengan adanya
regulasi penerapan syariat Islam. Pemerintah Aceh belum sadar akan keunggulan
sistem keuangan atau perbankan Islam atau mungkin pura- pura tidak sadar. Saya
berkesimpulan seperti itu setelah melihat
dinamika tarik-ulur rencana pembentukan PT Bank Aceh Syariah (BAS). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sejak tahun lalu saat draft rancangan qanun bank syariah
sudah dibahas di gedung parlemen, lalu muncul wacana menarik kembali draft
tersebut. Publik pun bereaksi. Ulama hingga akademisi unjuk suara melalui media
massa menyayangkan keputusan tersebut dan hasilnya gubernur membatalkan niat
tersebut. Alhasil di penghujung jabatan DPRA periode lalu draft qanun tersebut
disahkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">“Spin Off” Lebih
Cocok<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pro-kontra tentang bank Aceh syariah berisikan tentang
mekanisme yang harus ditentukan, pilih konversi atau <i>spin off </i>(pemisahan). Beberapa pakar perbankan berkomentar bahwa <i>spin off</i> lebih cocok karena dianggap
relatif lebih aman. Lalu, diawal tahun 2015 disaat pemerintah sedang membahas
RAPBA, muncul lagi tarik-ulur pendirian bank ini muncul lagi, kali ini
berkaitan dengan besarnya penyertaan modal yang harus disetor pemerintah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Wajar muncul pertanyaan mengapa rencana pembentukan BAS
seperti “bermain layang-layang”, ditarik, lalu diulur tergantung angin. Atau
ada masalah substansial apa yang membuat pemerintah Aceh ragu, yang kemudian
memicu polemik di ruang publik. Dari beberapa informasi yang saya peroleh salah
satu hal faktor krusial adalah karena ketidaksiapan internal atau pihak Bank
Aceh sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saat <i>spin off</i>
menjadi pilihan maka ada sejumlah regulasi ketat yang harus dilalui, dan
berbagai pra-syarat yang harus dipenuhi. Saya menduga pihak bank Aceh
konvensional cenderung tidak siap dan takut bersaing “adik kandungnya” yang
sedang ditunggu- tunggu oleh pasar. Ketakutan inilah yang kemudian diolah
redaksinya agar terdengar lebih lembut ke telinga pembuat kebijakan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebenarnya kehadiran BAS bukan hanya mampu mengusung sistem
keuangan syariah tapi juga mampu mengoptimalkan pasar yang ada. Bukan hal
mustahil dengan besarnya besarnya potensi pasar disini membuat bank- bank
syariah lain berlomba- lomba beroperasi di Aceh, bahkan bank luar negeri
sekalipun. Saya berandai- andai jika pemerintah Aceh tak serius mendirikan BAS,
mungkin suatu saat nanti akan hadir Bank “London” Syariah di Aceh, mengingat
betapa menggiurkannya pasar syariah saat ini seperti yang diutarakan oleh
Perdana Menteri Gordon. Tanpa ada suatu <i>brand</i>
lokal, takutnya nanti kita akan berkata (lagi) <i>“Buya krueng teu dong- dong, buya tamong meuraseuki”</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 16.8pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><i><span style="color: #252525; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">*Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.</span></i></b><b><i><span style="color: #252525; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></i></b></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 16.8pt; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: right;">
<b><i><span style="color: #252525; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px;">
<i><span style="font-size: 12pt; line-height: 17.1200008392334px;"><b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">(Tulisan ini pernah dimuat di harian Serambi Indonesia, pada hari Kamis, 5 Februari 2015)</span></b></span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: 12pt; line-height: 17.1200008392334px;"><b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></b></span></i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-12576706325329881912015-03-18T21:31:00.000-07:002015-03-18T21:35:01.922-07:00Mau Dibawa Kemana Perekonomian Kita? (‘Outlook’ Ekonomi Aceh 2015)<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 41.25pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;">
<span style="font-size: 12pt;"><i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Senin, 5 Januari 2015</span></i></span></div>
<h3 style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><span style="color: #323233; font-size: 12pt;">SAYA</span></b><span style="color: #323233; font-size: 12pt;"> termasuk
orang yang sependapat bahwa final piala Champion Eropa yang paling dramatis
adalah saat Manchester United (MU) melawan Bayern Munchen di stadion Camp Nou,
Barcelona pada 26 Mei 1999 silam. MU secara menakjubkan mampu membalikkan
keadaan dari tertinggal 0-1 dan menjadi jawara liga paling bergengsi di Eropa
itu di saat injury time. Saat tertinggal 0-1, manajer MU saat itu Alex Ferguson
mengubah strategi dan taktik. Ia menukar Blomqvist dengan Teddy Sheringham dan
mengganti Andy Cole dengan Ole Gunnar Solksjaer. Secara normal waktu telah
berakhir, namun masih ada bonus injury time 3 menit. Ternyata 3 menit mampu
dimanfaatkan MU dengan sangat efektif.<o:p></o:p></span></span></h3>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #323233; font-size: 12pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Keajaiban terjadi saat pemain pengganti
Sheringham mencetak gol penyeimbang menjadi 1-1. Keajaiban untuk MU belum
berakhir tatkala Solkjaer yang juga pemain pengganti menjadi penentu kemenangan
2-1, membawa MU resmi menjadi juara. Tidak hanya saya yang sangat terkesan
dengan pertandingan ini, bahkan bagi wasit plontos yang terkenal tegas,
Pierluigi Collina, mencatat pertandingan ini sebagai pertandingan yang paling
dikenang selama ia menjadi hakim di lapangan hijau. Terakhir, sang penjaga
gawang Peter Schmeichel juga memutuskan gantung sepatu. Ini adalah final
terakhirnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><span style="color: #323233; font-size: 12pt;">Tak jauh beda</span></b><span style="color: #323233; font-size: 12pt;"><br />
Itu cerita tentang sepakbola, untuk konteks Aceh dan pembangunannya saya rasa
tak jauh beda. Tahun 2015 ini adalah tahun ketiga bagi pemerintahan Zaini
Abdullah dan Muzakir Manaf. Walaupun masih pertengahan periode, tapi bagi saya
catatan dan capaian pemerintah Aceh dari segi ekonomi pada 2014 lalu masih jauh
dari harapan. Bahkan tak berlebihan jika dikatakan terburuk sepanjang mereka
memegang tampuk pemerintahan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #323233; font-size: 12pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hal tersebut dapat dilihat dari
pertumbuhan ekonomi. Memang kinerja perekonomian bisa diukur oleh beberapa
indikator ekonomi yang menjadi cerminan kegiatan ekonomi di masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dipakai dan dianggap sebegai indikator terpenting untuk
menilai pencapaian ekonomi suatu negara atau daerah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 20.75pt;">
<span style="color: #323233; font-size: 12pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saat mengukur perekonomian Aceh, tentu kita tidak bisa lepas dari kondisi
perekonomian Indonesia, dan internasional. Untuk konteks Indonesia, beberapa
lembaga memprediksi perekonomian Indonesia pada 2015 ini akan lebih baik dari
sebelumnya. Lembaga seperti ADB dan The World Bank memproyeksikan pertumbuhan
ekonomi Indonesia berada pada kisaran 5,6%. Dari sisi investasi walaupun masih
lemah, namun dari sisi ekspor cenderung lebih baik, mengingat perekonomian
global seperti Amerika Serikat yang menunjukkan trend positif. Walaupun nilai
tukar mata uang rupiah terhadap dolar sempat tembus ke angka psikologi Rp
13.000, namun beberapa pakar sepakat bahwa perekonomian Indonesia secara makro
diperkirakan akan lebih baik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 20.75pt;">
<span style="color: #323233; font-size: 12pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berbanding
terbalik dengan proyeksi ekonomi nasional dan global, saya justru agak pesimis
dengan pertumbuhan ekonomi Aceh yang secara “konsisten” mengalami penurunan.
Jika merujuk pada “Catatan Akhir 2014 dan Outlook Perekonomian Aceh 2015” yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), perekonomian Aceh tahun lalu mengalami
penurunan. BI memperkirakan sampai akhir 2014 pertumbuhan ekonomi kita berada
pada angka 3,24% (Serambi, 29/12/2014).<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dari
sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan pemerintah memiliki share 64% bagi
ekonomi Aceh. Konsumsi rumah tangga mengalami stagnansi, sementara untuk sisi
konsumsi pemerintah mengalami penurunan yang disebabkan oleh penyerapan
anggaran pemerintah Aceh yang tidak mampu mencapai target. Lalu angka ekspor
yang menurun juga berkontribusi terhadap rendahnya pertumbuhan ekonomi. Namun
yang lebih parah adalah pertumbuhan investasi yang mengalami penurunan cukup
signifikan dari 16,7 menjadi 4,8%. Hal ini dipicu oleh menurunnya pertumbuhan
investasi baik pemodal asing maupun dalam negeri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dari
sisi penawaran, sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi yaitu sektor
pertanian juga mengalami perlambatan, salah satunya karena adanya bencana alam
seperti kekeringan. Intinya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Aceh pada
2015 ini akan tumbuh sebesar 2,9 sampai 3,3%. Angka ini tentunya lebih kecil
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu, apalagi jika dibandingkan
dengan target secara nasional.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dari
berbagai laporan tahun lalu dan proyeksi tahun ini, pemerintah Aceh sebenarnya
masih punya waktu untuk memperbaiki kinerja mereka, walaupun dengan masa yang
sebenarnya sudah memasuki santeng atau “injury time”. Jika Sir Alex melakukan
re-strategizing saat tertinggal 0-1, maka pemerintah Aceh harus juga melakukan
re-strategisasi dalam tata kelola pemerintahannya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saya
tidak dalam posisi menyarankan untuk mengganti para pejabat, seperti mengganti
pemain yang dilakukan dalam sepakbola, tetapi yang jauh lebih penting adalah
siapa pun pejabat atau pembantu gubernur dan wakil gubernur tersebut harus
paham dan dapat menerjemahkan visi dan misi pemerintah Aceh ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Untuk
urusan gonta-ganti, seolah menjadi momok mengerikan bagi pejabat setingkat
kepala dinas atau badan. Namun saya belum pernah melihat adanya suatu indikator
yang jelas dan terukur untuk menilai layak atau tidaknya seorang pejabat
menduduki posisi tertentu atau mengapa ia diganti. Sudah menjadi rahasia umum
bahwa penentuan pejabat tersebut ditentukan berdasarkan “bisikan” kelompok
tertentu, tanpa adanya rapor berbasis kinerja, kapabilitas, dan pencapaian yang
dapat dipertanggungjawabkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><strong><span style="color: #323233;"> Jangan
ada intrik</span></strong><span style="color: #323233;"><br />
Yang tak kalah penting, pada 2015 ini “Aceh 1” dan “Aceh 2” sudah harus saling
bergandeng tangan (lagi) untuk bekerja sama dalam membangun Aceh. Jangan ada
lagi intrik, “politik kotor” atau upaya saling jegal antarsesama. Konflik
antara dua pucuk pimpinan ini tentunya berimbas bagi jalannya roda
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Silent conflict ini sudah
dibuktikan dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi dan aspek-aspek lain yang
mengkhawatirkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Waktu
yang tersisa hingga 2017 seharusnya dioptimalkan oleh pemimpin Aceh untuk
bekerja sekuat tenaga untuk kepentingan rakyat, bukan mengejar kepentingan
sempit dan saling jegal untuk “kepentingan” 2017. Dulunya mereka juga para
pimpinan yang menuntut Aceh merdeka. Malu rasanya jika dulu berkoar-koar
menyuarakan kesejahteraan rakyat, tetapi saat mendapat kesempatan memimpin
ternyata tidak terbukti.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tidak
hanya rakyat, tentunya para pemimpin ini ingin merasakan husnul khatimah di
akhir pemerintahannya, dan kelak dikenang sebagai pemimpin yang mampu
menyejahterakan rakyat Aceh. Dari sisi ekonomi, kita masih berharap pemerintah
Aceh sekarang mampu mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi seperti saat MU
membalikkan kekalahan menjadi kemenangan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><strong><span style="color: #323233;">Fahmi
Yunus,</span></strong><span class="apple-converted-space"><span style="color: #323233;"> </span></span><span style="color: #323233;">Dosen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, </span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: right;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Email:
fahmiyunus@gmail.com<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white; line-height: 20.75pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: right;">
<span style="color: #323233;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div style="background: white; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: right;">
<h2>
<span style="color: #323233; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 27.6666660308838px;">http://aceh.tribunnews.com/2015/01/05/mau-dibawa-kemana-perekonomian-kita?page=3</span></span></h2>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-size: 12pt; line-height: 107%;"><b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">(Tulisan
ini pernah dimuat di harian Serambi Indonesia, pada hari Senin, 5 Januari 2015)</span></b></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-size: 12pt; line-height: 107%;"><b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></b></span></i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-4974414234870085002014-12-26T09:04:00.002-08:002014-12-26T17:18:41.506-08:0010 Tahun Berlalu<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Salah satu alasan saya tidak membawa anak- anak ketika
ziarah ke kuburan massal tsunami adalah saya tidak ingin terlihat sedang
menangis oleh anak- anak saya. Sebagai seorang laki- laki, dan ayah saya akan
merasa tak pantas menangis di depan anak. <i>Positioning
</i>saya sebagai ayah adalah seorang pria yang kuat. Pencitraan yang saya
bangun tentang seorang ayah adalah laki- laki yang tegar, tabah, sabar dalam
menghadapi hidup. Ayah harus menjadi seorang “superman” bagi anak- anaknya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tapi hari ini saya “terpaksa” membawa 2 orang buah hati
mungil itu ke kuburan massal di Siron, Lambaro. Sejak pagi mereka merengek,
setengah menangis minta ikut saya ziarah pada tanggal 26 Desember 2014, atau 10
tahun setelah bencana gempa tsunami yang memisahkan saya dengan ayah, mamak,
istri yang sedang hamil, mertua, 2 adik dan keponakan yang lucu, sepupu, sodara,
teman yang tak jumlahnya tak bisa saya sebutkan jumlahnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Akhirnya saya menyerah, dan mereka menyetujui beberapa
syarat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sesampai di kuburan massal Siron, terasa atmosfir yang susah
saya uraikan. Memang hingga saat ini saya tidak tahu dimana keluarga saya
dimakamkan. Bahkan tidak ada satupun saksi mata yang selamat yang mengetahui
atau setidaknya pernah melihat saat mereka dikuburkan. Saya hanya menduga dan
menggunakan <i>feeling</i> saja bahwa ada
anggota keluarga saya dikuburkan di kuburan massal korban tsunami terbesar di
Aceh itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Baru melangkah beberapa meter, perasaan ini mulai bercampur
aduk. Haru, mengundang air mata yang ingin segera tumpah. Saya coba tahan, dan
berhasil. Kami keliling melihat kuburan massal. Saat itu di salah satu
gundukan, Aya putri saya yang berusia 6 tahun, bertanya sambil mengarahkan
jarinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">“Ayah, kenapa di kuburan ini ada orang bakar lilin dan asap?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saya jelaskan itu adalah ritual doa yang dilakukan oleh
sodara- sodara kita Tionghoa. Saya bilang ke Aya, mereka punya cara berbeda
dengan kita dalam berdoa. Memang dibawah pekuburan massal ini berbaring puluhan ribu manusia
dari berbagai suku, ras dan agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Selamat. Saya masih bisa mempertahankan air mata agar tak
tumpah, ujar saya dalam hati. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Lalu kami duduk, dan saya mulai membaca doa. Salah satunya
surah Yasin. Baru mengucapkan <i>bismillah</i>
air mata ini sudah mulai tak terbendung. Rafa putra saya yang berusia 3 tahun,
sempat memperhatikan mata saya, terlihat wajahnya bingung. Mungkin dia sedang
bertanya, mengapa mata ayah merah dan seperti berair. Tapi dia urung bertanya,
mungkin dia masih berfikir mata saya kemasukan debu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ayat demi ayat saya bacakan, doa pun saya lantunkan untuk
keluarga saya dan siapa saja di bawah tanah itu. Namun air mata ini seperti air
bah disaat musim hujan. Ia tak mampu dibendung lagi, mengalir begitu saja tanpa
mampu saya kendalikan. Kini terlihat wajah heran dari Aya dan Rafa. Lagi- lagi
mereka tak berani bertanya langsung kepada saya, mungkin mereka ingin menjaga
pencitraan yang sedang saya bangun selama ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Setelah berdoa, kami berbincang dan mereka mengajukan
pertanyaan- pertanyaan yang beberapa diantaranya mampu saya jawab, sedangkan
sisanya saya hanya terdiam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Misalnya Aya tanya, “Ayah kenapa orang- orang meninggal
harus dikubur?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">“Kenapa ada tsunami?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">“Mengapa kita harus berdoa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Atau pertanyaan Rafa, “Ayah, tadi katanya mau pergi ke
tempat orang meninggal, tapi mana orang meninggalnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Terakhir keduanya bertanya dengan kompak, “Ayah kenapa di
kuburan ini ada orang yang jual mainan?” tanya mereka sambil menunjuk seorang
pria yang sedang jual balon warna- warni keliling. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Mata saya makin bengkak dan merah, saat menutup doa- doa.
Karena yang terbayang adalah wajah keluarga tercinta yang entah dimana. Di
dalam hati saya berbisik, walaupun saya ziarah ke kuburan ini cuma 1 tahun
sekali, tapi saya selalu mendoakan mereka. Di dalam shalat saya selalu memohon
Allah SWT mengampuni dosa mereka, melapangkan kuburnya, dan memberikan mereka
tempat indah yang bernama syurga. Doa itu selalu saya panjatkan tanpa henti,
tanpa perlu menunggu tanggal 26 Desember. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Disana saya juga berbisik dengan air mata yang berurai, “Aku
selalu rindu dan selalu sayang pada kalian”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebelum meninggalkan Siron, saya sempat bertemu abang ipar,
atau abang dari istri saya Maisarah. Kami berpelukan erat, sambil melepaskan
air mata sebanyak- banyaknya. Sepertinya ini air mata yang tadi sempat
tertunda. Kini ia lepas, bebas, tanpa segan keluar dari celah- celah yang ada
di mata saya. Kedua- anak saya juga memandang kami, tapi mereka tak bertanya
lagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Akhirnya kami pulang. Seperti biasanya dua anak yang lahir
dari seorang ibu bernama Cut Aida itu minta beli ini dan itu, mereka minta
jajan. Sambil sekali- kali melihat saya menyeka sisa- sisa air mata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sesampai di rumah mereka bermain lagi. Beberapa saat
kemudian istri saya yang tidak ikut pada ziarah tadi karena sedang hamil tua
anak ketiga kami memanggil saya ke dalam kamar. Istri saya bilang tadi Rafa
sempat cerita, katanya,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">“Ma, tadi Adek lihat Ayah menangis” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Allahummaghfirlahum warhamhum wa’afihi wa’fuanhum.... #</i>26 Desember 2014.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-62489104862346703682014-10-11T22:50:00.003-07:002014-10-12T15:48:04.393-07:00Survey: 1001 Alasan Memilih Sanger <div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Setahun lalu saya masih ingat saat ngetwit dalam keadaan
sadar-sesadarnya. Malam sebelum tanggal 12 Oktober 2013, jemari saya menyuruh
ngetwit yang isinya mengenai urgensi memperingati atau merayakan #SangerDay.
Kenapa 12 Oktober? Karena saat ide itu datang tepatnya tanggal 11 Oktober 2013
malam, jadi sudah malam, gak asik aja. Jadi, dirayakannya besok aja, tanggal 12
Oktober. Lantas ada yang tanya, apa urgensinya? Kenapa perlu diadakan
#SangerDay? Ini pertanyaan sulit yang perlu riset serius untuk menjawabnya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Akhirnya saya berkesimpulan bahwa #SangerDay perlu diadakan “supaya ada”.
Bayangkan kalo kita tidak merayakan atau mengadakannya, pasti gak akan ada kan?
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ternyata twit saya direspon secara serius oleh akun
@Iloveaceh. Akun atau tim inilah yang membuat ide kecil memperingati #SangerDay
menjadi besar dan dahysat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sejarah Sanger<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Apa itu Sanger? Siapakah penemu Sanger?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jika merujuk pada Wikipedia, katanya
<i>Sanger </i>(minuman), itu adalah kopi susu khas Aceh. Sementara nama Sanger juga
merujuk pada tempat atau kota- kota di Amerika Serikat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmRzH7LFITmDCF3D0LXXjHRJGnyeLP_VK1FjvXobeHQ9WpuI4M92H84msiNrxeSzTTdUlQ4h0pIeL9QgVslMAVbqZpVhj122zSFy6_XUg5RiEnxt7wV8m6NlQchzH9M0aXQ1WVKohoW58/s1600/Sanger+Wiki.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmRzH7LFITmDCF3D0LXXjHRJGnyeLP_VK1FjvXobeHQ9WpuI4M92H84msiNrxeSzTTdUlQ4h0pIeL9QgVslMAVbqZpVhj122zSFy6_XUg5RiEnxt7wV8m6NlQchzH9M0aXQ1WVKohoW58/s1600/Sanger+Wiki.png" height="300" width="400" /></span></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBnrTixFpqHIONyF-rgvEZ3IXrAJnj0tKgsNZnfP4hmcowT8cJpQuvhqss8-7Ksug02o44xIKPT-E5zshnPLB3VLPMjqdLri5knNYjyjnYCPQaYwNS5V7WJdkmRZfbXgdvhqM5Nb_6JZM/s1600/Survey+Sanger.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBnrTixFpqHIONyF-rgvEZ3IXrAJnj0tKgsNZnfP4hmcowT8cJpQuvhqss8-7Ksug02o44xIKPT-E5zshnPLB3VLPMjqdLri5knNYjyjnYCPQaYwNS5V7WJdkmRZfbXgdvhqM5Nb_6JZM/s1600/Survey+Sanger.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Wikipedia sudah betul mendefinisikan Sanger, tapi mereka
pasti belum tahu sejarah tentang sanger. Saya yakin itu. Mungkin masih banyak
yang belum mengerti tentang makna Sanger karena mungkin mereka belum paham
sejarah lahirnya Sanger.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sanger lahir tanpa bidan, tanpa tanggal (karena saya lupa).
Seingat saya di tahun 1997, saat krisis moneter menerpa Indonesia. Harga
barang- barang melonjak drastis, sangat mahal. Inflasi gila-gilaan. Tapi orang gila
tidak inflasi- inflasian. Di salah satu warkop di seputaran Ulee Kareng,
Atalanta namanya, mahasiwa genre reformasi sering ngopi disana. Tidak hanya
minum kopi, tidak sedikit kawan-kawan saat itu cuma minum teh. Bagi yang ingin
minum kopi, bolehlah pesan kopi susu. Nah, disinilah awal Sanger lahir. Susu
atau <i>creamer</i> yang biasa digunakan
pada warkop di Aceh mengalami dampak krisis ekonomi tersebut, harganya
ikut-ikutan mahal. Akibatnya pemilik warung terpaksa ikut menaikkan harga kopi
susu. Harga naik tidak diiringi dengan naiknya uang jajan para mahasiswa. Mahasiswa
yang tidak kuat minum kopi hitam, dan tak mampu membayar kopi susu melakukan “negosiasi”
dengan pemilik warung. Akhirnya dicapai kata sepakat dengan mengurangi kadar
susunya, dan menambahkan unsur gula. Kesepakatan ini dilandasi atas semangat
saling mengerti atau “Sama-sama Mengerti”. Perlahan tapi pasti hingga sekarang
nama Sanger menjadi merk dan <i>branding</i>
kopi susu nikmat dari Aceh. Jika ingin “berterimakasih”, maka berterimakasihlah
pada mahasiswa Aceh dan krisis moneter. Dan perlu saya tekankan, bahwa Sanger
itu samasekali tidak ada kaitannya dengan kata sangar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMauDM42HzxLnBmXAd0CHsXiurrBmr7v2nAwiFTPkcVlMSp3gNhyphenhyphenPNVVsgTJ6v9Hi3Ai4JpwLOE7Jin6MAkq7tdb4ItiwYLZpgKYvpY3nae8doH64ThBourUNABJ1LPoXnfs8n2LBXvk/s1600/Inovasi+Sanger.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMauDM42HzxLnBmXAd0CHsXiurrBmr7v2nAwiFTPkcVlMSp3gNhyphenhyphenPNVVsgTJ6v9Hi3Ai4JpwLOE7Jin6MAkq7tdb4ItiwYLZpgKYvpY3nae8doH64ThBourUNABJ1LPoXnfs8n2LBXvk/s1600/Inovasi+Sanger.png" height="137" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Alasan Memilih Sanger (Mayoritas menganggap Sanger adalah minuman nikmat)<o:p></o:p></span></b><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ada 1001 alasan orang memilih dan minum Sanger. Untuk itu,
saya mencoba melakukan survey kecil- kecilan untuk melihat mengapa atau alasan
apa dibalik “fenomena” Sanger ini. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Menurut survey yang tidak terlalu saintifik dan
ilmiah ini, ternyata sebagian besar orang atau 42% merasa Sanger adalah minuman “nikmat dan pas
di lidah”. Faktor ekonomis yang menjadi dasar lahirnya Sanger juga berpengaruh
pada preferensi orang terhadap minuman ini, yaitu ditandai dengan 17% orang
memilih Sanger karena “Harga standar”. Standar disini dimaknai sebagai harga
yang tidak terlalu mahal dan cocok di kantong. Sedangkan sisanya yaitu, mulai
dari “Gak kuat minum kopi hitam” sebanyak 9%. Ada juga yang ingin “Biar tambah
sangar” sebanyak 8%. Yang menarik ada responden yang menjadikan Sanger sebagai
minuman yang “Bikin tidur nyenyak” dan “Supaya proses lancar”. Proses lancar
menurut analisis psikologis biologis, dapat dimaknai “lancar” saat di WC.
Namun, ada juga responden “nyeleneh” dengan menjawab bahwa alasannya minum Sanger
adalah “Bah Sangak” (Terjemahan bebas bahasa Aceh: Supaya Bengong). Untuk lebih
lengkapnya silakan lihat grafik berikut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAdL6rjK0wBPt9FuG8EOol1ZKR7-OEf_hFstewC11Ual4mLZGPBGYiqXWmd_JCQBsMLe68_e9lgAyX1kNxbA5rAErusZjlGyy3gylOCi48OBCe4Z2MAdVpSP_77s40e2QIc_sVLgdJykU/s1600/Survey+Sanger.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAdL6rjK0wBPt9FuG8EOol1ZKR7-OEf_hFstewC11Ual4mLZGPBGYiqXWmd_JCQBsMLe68_e9lgAyX1kNxbA5rAErusZjlGyy3gylOCi48OBCe4Z2MAdVpSP_77s40e2QIc_sVLgdJykU/s1600/Survey+Sanger.png" height="267" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Memang ada 1001 dan
beragam- macam alasan orang minum Sanger. Silakan aja, bebas aja. Yang penting jika
Anda minumnya di warkop atau café, jangan lupa bayar, karena dampaknya akan
sangat berbahaya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Selamat menikmati Sanger, selamat memperingati dan merayakan
#SangerDay. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<i><b><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Banda Aceh, 12 Oktober
2014</span></b></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBnrTixFpqHIONyF-rgvEZ3IXrAJnj0tKgsNZnfP4hmcowT8cJpQuvhqss8-7Ksug02o44xIKPT-E5zshnPLB3VLPMjqdLri5knNYjyjnYCPQaYwNS5V7WJdkmRZfbXgdvhqM5Nb_6JZM/s1600/Survey+Sanger.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
</a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBnrTixFpqHIONyF-rgvEZ3IXrAJnj0tKgsNZnfP4hmcowT8cJpQuvhqss8-7Ksug02o44xIKPT-E5zshnPLB3VLPMjqdLri5knNYjyjnYCPQaYwNS5V7WJdkmRZfbXgdvhqM5Nb_6JZM/s1600/Survey+Sanger.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-45967006889140369692014-09-19T22:45:00.000-07:002014-09-19T22:51:14.955-07:00SUREENOMICS<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ini kisah tentang ikan Suree (bahasa Aceh), atau Tongkol alias
Tuna. Pagi tadi, seperti Sabtu pagi yang lalu dan yang sudah-sudah, saya
belanja di pasar pagi, namanya Pasar Setui. Aktivitas saya berbelanja memang
tidak penting bagi Anda, karena cukup keluarga saya saja yang merasa penting.
Tapi, pagi ini saya ingin bercerita tentang kisah si Suree atau tongkol tadi dalam
perekonomian, khususnya bagi negeri ini. (*lho, apa hubungannya?)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Di pasar tadi, khususnya di lapak penjual ikan, Suree
mendominasi. Sepanjang observasi saya, ada banyak Suree, tidak seperti
biasanya. Dalam hati penjual ikan mereka seolah ingin berkata “Ketika Musim Suree
Tiba”. Tapi yang menarik minat saya bukan kepada penjual ikan tersebut, karena
memang sudah tugas mereka menjual ikan, kalo mereka tidak jual ikan, mereka
harus cari profesi baru, boleh tukang sayur, insinyur, atau gubernur. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjjsB7gousjcKpnl1KdmLsMh6QQpFFq8c97_voZyT7sinfYVjCrKkpr7ZYElhXQc9kOWKuzr9nfH3xz_xfa6JRWfsYbOa18rYSG0q2eSaf_6g1RJaez2OlgWkta4W-sL83nV1cSYC1zTI/s1600/Tuna+fish.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjjsB7gousjcKpnl1KdmLsMh6QQpFFq8c97_voZyT7sinfYVjCrKkpr7ZYElhXQc9kOWKuzr9nfH3xz_xfa6JRWfsYbOa18rYSG0q2eSaf_6g1RJaez2OlgWkta4W-sL83nV1cSYC1zTI/s1600/Tuna+fish.jpg" height="278" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Oke, kembali
ke Suree. Suree yang membanjir logikanya mampu menurunkan harganya. Seperti
yang dipelajari dalam ilmu ekonomi, jika persediaan suatu barang di pasar atau
supply banyak, maka harga biasanya turun. Contoh lain, saat musim duren di Banda
Aceh beberapa bulan lalu. Saat duren membanjiri kota, harganya secara otomatis
rendah, kata orang ini juga hukum pasar. (*padahal hukum kan di pengadilan, kok
di pasar?). Jika sebelum musim duren tiba, harganya berkisar antara 20 ribu
lebih, maka disaat ia berlimpah, harganya turun hingga ada yang 7 ribuan.
Intinya duren melimpah, harganya terjerembab. Begitu juga dengan komoditas
lain, seperti cabe merah, bawang dan lain-lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Nah, yang saya tidak herankan kenapa disaat Suree melimpah,
harganya juga merangkak naik. (*Jika Anda heran itu wajar, sedangkan saya tidak
heran karena saya sudah tahu jawabannya. Tapi saya pura-pura heran dulu, agar
saya bisa berfikir dan bertanya-tanya). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Beberapa minggu lalu, Suree dengan ukuran –mungkin sekitar 2
kilo lebih- berada pada kisaran 50 ribu, terkadang kalo boleh nawar, dikasihlah 45 ribu. Kalo ibu-ibu yang nawar bisa jadi 40 ribu.(*Ini skill yang sangat rumit dan belum saya kuasai). Sabtu ini, Suree ini berani jual mahal, pada posisi 60-70 ribu perak. Lho kok
bisa naik, kan stoknya banyak, ada apa ini? Kondisi ini pasti ada jawabannya,
karena ada korelasi dengan kondisi ekonomi dan kebijakan politik pemerintah. (*Waduh,
apalagi ini, kok Suree bisa berurusan dengan politik? Emang Suree anggota
Parpol apa?)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Begini, ternyata eh ternyata gonjang-ganjing dan masalah
kelangkaan BBM ternyata punya andil. Disaat BBM bersubsidi langka atau dibatasi,
konsekuensi logisnya tentu pemakai atau produsen bergantung padanya. Nelayan butuh BBM solar
untuk mencari dan menangkap para Suree untuk kemudian dibawa ke daratan, dan
dijual di pasaran. Nelayan sempat mengeluh susahnya mendapatkan solar, kalopun
ada harganya lebih mahal. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Nelayan gak ada pilihan lain untuk mengganti solar
sebagai bahan bakar. *Mungkin jika air laut bisa menjadi bahan bakar, ceritanya
gak akan seperti ini J.
Belum lagi kebutuhan hidup lain yang harganya juga terus meningkat. Maka, nelayan
harus menyesuaikan kondisi ini dengan menaikkan harga Suree. Orang yang belajar
ekonomi bilang ini namanya INFLASI. Ya, ternyata Suree berkontribusi terhadap
inflasi di Aceh. Serius, ini bukan lebay. Tidak percaya, silakan tanya BPS. (*Apa itu?
Badan Pusat Suree?). Bukan, BPS itu adalah Badan Pusat Statistik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bahkan dalam beberapa laporan BPS memaparkan data tentang komoditas
yang memberikan andil tinggi terhadap terjadinya inflasi, salah satunya ya
Suree itu. Sebenarnya inflasi tak selamanya jahat, karena ia bukan seperti
lemak jahat. Inflasi juga ada manfaatnya juga bagi perekonomian, makanya
pemerintah punya perhatian serius terhadap dinamikan ini. Dan bukan hanya
inflasi, ternyata Suree juga berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan
baik di kota maupun di desan. (*What? Suree bisa berpengaruh sedahsyat itu? ) Ya,
begitulah, Oom di BPS yang bilang gitu. Walaupun bukan hanya Suree, tapi juga
komoditas lain seperti beras, hingga rokok kretek filter. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Maka tak heran disaat Suree makin mahal, harga bahan makanan
juga ikut-ikutan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Orang Aceh memang suka makan Suree. Menu varian Suree sangat
lazim dijumpai di rumah makan dan resto di Aceh, misalnya tumis Ikan Kayu, yang
berbahan utama Suree. Saya sedang membayangkan bagaimana pengaruh Suree ini
pada industri kuliner di Aceh. Selain itu, kepedulian saya terhadap Suree ini juga
karena saya termasuk sebagai presidium <i>“Ikatan
Keluarga Penggemar & Pencinta Suree, Tuna alias Tongkol”</i> kalo disingkat
“IKANPAUSTOK”. Membayangkan ini akhirnya membuat saya lapar, dan ingin
menyantap Suree yang sudah diolah dan dimasak secara luar biasa oleh istri
saya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ya udah, makan dululah. Selamat makan..:)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG_wVuMxKwKX7oMYXgp0TmRpr0k0AwqdC3Iu_HSmk1RDfOVRWjRwRJMtmOV1edcDrz3s-jZB-aeA3dBrQnDzO8FHXkBggr_pTiYoxx31E6tZX_82Lp5b0ICNvUvdXJ7WjOhDUKdtB67XA/s1600/Tuna+suwir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG_wVuMxKwKX7oMYXgp0TmRpr0k0AwqdC3Iu_HSmk1RDfOVRWjRwRJMtmOV1edcDrz3s-jZB-aeA3dBrQnDzO8FHXkBggr_pTiYoxx31E6tZX_82Lp5b0ICNvUvdXJ7WjOhDUKdtB67XA/s1600/Tuna+suwir.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-85586840834924792742014-07-01T09:01:00.001-07:002014-07-01T10:15:10.675-07:00 Memaknai Kentut Jokowi<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebagai manusia normal,
kita tentu pernah kentut. Kentut bersifat universal karena ia tak memandang dari
suku apa, agama apa, bangsa apa, atau warna kulitnya apa. Kentut juga mempunyai
karakteristik dari segi suara dan aromanya. Dari segi kesehatan kentut dapat
menjadi indikator penting, misalnya sehabis menjalankan operasi, biasanya
pasien akan ditanyai dokter apakah ia sudah kentut. Tapi kehadirannya sering
dianggap tidak penting, karena ia hadir ke atmosfer melalui jalur yang sering
dianggap tabu untuk didiskusikan. Tetap saja kentut itu penting bagi siapa
saja, termasuk Jokowi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Siapa Jokowi? Kenapa kentut Jokowi menjadi penting?
Setidaknya bagi saya ini penting bagi orang lain belum tentu. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebagai warganegara Indonesia yang sekarang mencalonkan diri
menjadi presiden, Jokowi menjadi sosok penting yang dibicarakan oleh siapa
saja, apalagi media. Istilahnya, tidak ada hari tanpa Jokowi atau Joko Widodo
di media. Diskusi dan kajian tentang kentut Jokowi saya yakin belum menjadi bahan
diskursus yang serius dan sering tak dibahas secara khusus. Tapi saya yakin seiring
berjalannya waktu, segala aspek tentang Jokowi sudah habis dibahas media dan
dibicarakan publik, maka aspek kentut yang menjadi isu menarik dan penting yang
akan menjadi bahan bagi media dan pesaingnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Suatu saat nanti, saat Jokowi
kentut orang akan memaknainya kedalam ranah politik. Contohnya, pada hari
pertama Jokowi kentut, suaranya lembut, nyaris tak terdengar dan tak berbau.
Lalu media dan pesaingnya mengklaim itu adalah pencitraan. "Masak kentut
tidak bau, ini pasti pencitraan" komentar salah seorang pengamat politik
di salah satu media elektronik. Sementara kelompok garis keras tak mau
ketinggalan, mereka ramai menyerang dengan mengatakan "Itu kentut setan"
karena tak bersuara dan tak berbau. Kelompok aliran lain lantas menuduh
"pasti ada konspirasi global yang membuat kentut Jokowi tak bersuara. Ini
harus dibongkar" papar mereka di media sosial. Hebatnya, ada pula yang
menuduh Jokowi bukan penduduk bumi, "Dia alien" ujar mereka dengan
tegas. Sementara, kelompok yang agak cerdas berusaha membahas kentut Jokowi
secara ilmiah. Mereka akhirnya berkesimpulan, "Jokowi mengkonsumsi
suplemen pewangi kentut yang secara signifikan mampu mereduksi aroma kentut
sebesar 95 persen, dengan margin error +/- 2,5"<i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Esok hari, Jokowi kentut lagi.
Tapi kali ini bersuara nyaring, dan beraroma tak sedap, seperti kentut-kentut
<i>mainstream</i> lainnya. Ini pun tak luput
dari perhatian media dan publik. Lagi- lagi ada yang berkesimpulan itu
"pencitraan". Jokowi berusaha terkesan merakyat dengan memiliki
kentut yang aromanya "merakyat" pula. Jokowi dituduh berusaha keras
untuk membuat kentutnya berbau tak sedap, dilengkapi dengan ilustrasi Jokowi
sedang menyantap pete dan jengkol, menggunakan software seperti <i>photoshop</i>. Kelompok aliran keras tak mau
ketinggalan, mereka lagi-lagi berkoar-koar di media sosial mengatakan ini bukti
bahwa Jokowi adalah makhluk jenis
omnivora yang memakan semua jenis makhluk di muka bumi. "Jokowi itu adalah
pemangsa semua jenis kuliner, mulai ayam tangkap, rendang, gudeg, sate, hingga
papeda, maka kentutnya seperti itu" tulis mereka. Lalu, kelompok yang agak
terpelajar menuduh Jokowi sebagai agen asing, karena kentutnya dianggap
mewakili kepentingan asing di Indonesia. "Kentut Jokowi memiliki agenda, ideologi politik dan ekonomi asing yang sangat berbahaya. Kentut Jokowi
berpaham neo-liberalisme" terang mereka pada salah satu seminar di kampus.
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Lalu, di hari ketiga, Jokowi
belum kentut dan belum ada tanda- tanda akan kentut. Rupanya, Jokowi cukup
resah dan gelisah karena dinamika kentutnya menjadi konsumsi publik, karena
baginya itu adalah privasi. Ia mencoba menahan diri, agar tidak ada
interpretasi tentang kentutnya lagi yang ujung- ujungnya menjurus pada fitnah.
Jokowi sangat tahu bahaya fitnah. Ia coba tahan kentutnya agar tidak keluar,
agar para pesaing dan musuhnya tidak lagi melakuan fitnah. Ia mencegah mereka melakukan
dosa. Ia ikhlas. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tapi, yang namanya orang iri,
dengki, para pembenci tak mau tinggal diam. Kali ini mereka semakin yakin bahwa
Jokowi itu penuh pencitraan dengan tidak kentut di hari itu. Mereka bangga dan
bertepuk dada berkata "Lihat, pencitraan apalagi yang dibuat Jokowi. Ia tidak
bisa kentut. Pemimpin macam apa yang tidak bisa kentut?"</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Akhirnya, Jokowi pun meresponnya
dengan tenang dan senyum seperti biasa,
sambil secara perlahan-lahan melepas kepergian kentut dengan suara sehalus mungkin. Ia tak tahan,
Ia harus kentut hari itu juga. Dan ia tak ingin menzalimi angin yang harus keluar dari tubuhnya itu. </span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-51223604333497415382014-06-29T22:29:00.000-07:002014-06-29T23:52:55.339-07:00Aya dan Temannya<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Salah satu perhatian penting orangtua terhadap anaknya
adalah mengetahui dengan siapa mereka berteman dan bermain. Sebagai Ayah, saya
sering memperhatikan anak yang sedang bermain, saya juga sering curi-dengar apa
yang dibicarakan anak-anak dengan temannya. Ada yang lucu, aneh keluar dari
mulut-mulut mungil mereka. Saya juga sering khawatir dan ikut
"jantungan" saat mereka bereksperimen permainan baru. Apalagi, kalo
melihat Rafa yang baru berusia 3 tahun, mulai rajin salto. Entah siapa yang
dilihatnya, padahal, saya gak pernah salto dihadapan mereka, selain karena
faktor usia, juga karena tak selincah mereka. Jika saltonya atau jungkir balik
di atas tempat tidur, saya masih agak tenang, tapi saat melihat dia
ancang-ancang salto di lantai, saya siap-siap melarang. Ada yang bilang,
anak-anak tak boleh dilarang, tapi sebagai orang tua, kita perlu tahu mana yang
dibolehkan dan mana yang harus dilarang. Untuk seumur Rafa, salto di lantai,
saya <i>haqqul yaqin</i> itu harus dilarang.
Setelah itu biasanya saya kasih alternatif aktivitas lain.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Baru-baru ini, Aya, putri saya yang berusia 6 tahun, masih
TK, punya teman perempuan baru, yang usia 2 tahun di atas Aya, dan sekarang
sudah kelas 2 SD. Sebut saja namanya Bela. Saya tak kenal orang tuanya, tapi
mereka penghuni baru di komplek kami, yang rumahnya berada sekitar 50 meter
dari rumah kami. Yang mengejutkan, ini serius membuat saya terkejut, atau
tepatnya shock, Bela yang kelas 2 SD ini ternyata belum bisa membaca. Menurut
saya, kalo masih kelas 1 belum bisa membaca, It's OK, karena masih belajar.
Tapi, kalo kelas 2, saya bertanya dalam hati dan sering berdiskusi dengan istri
saya. Dan kalo dia tak bisa membaca, kenapa dia bisa naik ke kelas 2?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aya, mungkin agak unik. Walaupun secara khusus kami tak
pernah mengajarinya baca-tulis, tapi kami membiarkan Aya mencorat-coret dinding
sesukanya. Boleh pake pensil, spidol, crayon, dll. Walaupun terkadang, jadi gak
enak saat tamu atau saudara datang mendapati rumah kami mulai dari ruang tamu
hingga kamar tidur sudah seperti gallery lukisan abstrak. Dan, awal Aya bisa
menulis namanya, ya di dinding rumah kami. Dengan bangga ia pamerkan kepada
kami saat pertama kali ia berhasil menuliskan "AYA" (pakai huruf
besar semua). Selain itu saya dan istri punya hobi membaca, juga sering
membacakan cerita, dongeng, dari buku menjelang mereka tidur. Saya rasa
kebiasaan melihat orang tuanya membaca, dan mendengarkan cerita sebelum tidur
membuat Aya punya motivasi yang kuat untuk bisa membaca. Alhasil, tiap malam
sebelum tidur Aya minta dibacakan cerita apa saja, baik dongeng, kisah-kisah
teladan, dan lain-lain, yang penting ada sesuatu yang harus dibacakan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Mungkin juga karena bebas menggambar di dinding, saya
melihat Aya punya bakat menggambar. Sering ia menulis atau menggambar sesuatu
di kertas kecil dan diwarnai, lalu memberikan kepada sebagai hadiah. Karya dan
gambar Aya adalah cara dia mengekspresikan sayangnya kepada orang lain dengan
memberikan sesuatu. Ya, dengan gambar atau tulisan. Pernah, dengan bangga ia
tuliskan nama abang sepupunya di sebuah kertas, dan dengan penuh kebanggan
menyerahkan kepada sepupu tersebut sebagai hadiah. Mungkin bagi mereka itu
biasa, tapi bagi saya itu luar biasa.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kembali ke Bela teman baru Aya. Karena agak susah bagi orang
tua melarang anaknya bermain dengan siapa, karena di tempat tinggal kami
anak-anak seusianya agak langka. Selain, kami tak ingin membiasakan anak-anak
nonton TV, maka kami lebih memilih opsi anak bermain-main, berinteraksi secara
langsung dengan temannya. Tapi saya dan istri tetap memantau. Jika mereka
bermain di dalam rumah masih mudah dipantau, tapi saat bermain di luar rumah,
kami sering mengintip dari jendela mereka dimana, atau sedang bermain apa.
Apalagi, beberapa kasus di media tentang kekerasan terhadap anak makin membuat
orang tua khawatir dan resah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Istri saya pernah bilang, "Kita harus bisa memberikan
pengaruh baik kepada teman anak-anak kita sebagai pencegahan agar anak kita
tidak terpengaruh hal-hal yang tidak baik." Salah satu hal luar biasa yang
sedang dan telah dilakukan istri saya adalah ia menjadi "relawan"
yang mengajari Bela membaca. Disaat mereka bermain, ada waktu tertentu dimana
istri saya mengajari Bela, tidak lama, sekitar 30an menit. Dan kita juga kaget,
ternyata Bela bukan hanya tak bisa membaca, tapi juga tak</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> hafal huruf. Dia masih
susah membedakan "C" dan "G". Sesekali Rafa, anak laki-laki saya yang berusia 3 tahun
ikut nimbrung memberitahukan bacaan yang tepat, walaupun masih cadel. Dampak
positif lainnya, selain mengajarkan Bela, secara tidak langsung Rafa jadi ikut
semangat melihat orang belajar. Ia mulai bisa membaca beberapa huruf.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Beberapa minggu lalu, anak SD
sedang ujian naik kelas. Saya sempat tanya ke Bela, "Besok ada
ujian apa Nak?" Dia jawab "Itu..tu ujian yang ada isi-isinya".
Saya terdiam dan berfikir entah siapa yang patut disalahkan. Apakah sang anak,
orangtua, guru, pihak sekolah atau sistem pendidikan? Bela, bahkan dia tidak
tahu akan ujian apa esok hari, sementara sudah kelas 2.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Oiya, beberapa saat lalu anak SD sudah dibagi rapornya. Dan
lagi-lagi saya kaget, ternyata Bela naik kelas 3. Selamat Bela, walau engkau
belum bisa membaca. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-90405246634479317322014-01-14T04:33:00.000-08:002014-01-14T04:33:12.711-08:00Maulid Nabi (Dialog imajiner dengan Nabi Muhammad SAW)<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"<i>Happy birthday </i>ya
Rasulullah", ucapku saat bertemu Nabi Muhammad SAW. Sang Rasul Allah cuma
terdiam, sambil memandangku. Upss...mungkin aku salah, kuralat ucapanku
"Salam kepadamu ya rasul, semoga rahmat dan berkah Allah dilimpahkan
kepadamu wahai kekasih Allah". Pria lembut berpenampilan sederhana ini,
masih terdiam tapi tatapan teduhnya tetap membuatku merasa salah tingkah. Salah
apa yang telah kuperbuat pikirku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku mulai salah tingkah. Dengan nada sungkan aku menjelaskan,
"Mohon maaf baginda rasul, bukankah hari ini hari kelahiranmu, semua
umatmu di seluruh dunia memperingatinya. Boleh dibilang milad mu ini adalah
peringatan yang paling besar diperingati umat manusia, bahkan di kampungku,
Aceh yang terkenal dengan syariat Islam, momen ini diperingati hingga tiga
bulan lamanya"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kini dengan tatapan serius ia memandangiku dan bertanya "Apa yang membuat engkau, dan semua
orang yang mengaku umatku memperingati hari ini dengan sangat meriah?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Hamba rasa itu sangat wajar duhai baginda. Kami
memperingati miladmu agar kami bisa mengingatmu dan menjalankan semua
amanahmu" jawabku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Lantas apa yang kalian lakukan?" tanyanya lagi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Maksudnya gimana ya rasul?" Aku mulai bingung.
Tapi kulihat keningnya berkerut mungkin sedang berfikir.
"Oh..begini..begini maksudnya" sebelum ia bersuara lagi aku angkat
suara mencoba menjelaskan kepadanya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Untuk memperingatimu kami sudah mempersiapkan kenduri
meriah, ceramah-ceramah agama dengan mengundang para da'i terkenal dan diakhiri
dengan makan-minum sepuasnya, bahkan akan dihadiri ribuan atau mungkin puluhan
ribu orang. Hebatnya di kalender hari ini ditandai dengan warna merah, artinya
hari ini hari libur" aku mulai rileks menjelaskan padanya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Lihat saja, kami juga sudah memasang ucapan milad di
baliho, spanduk, dan iklan-iklan lainnya. Hari ini semua orang mengucapkan
selamat milad, bukankah itu luar biasa baginda" paparku dengan
bangga. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Oh maaf hamba lupa, baginda silakan cicipi dulu
makanan yang tersedia ini. Lihatlah ada daging ayam, kambing, bebek, ikan,
roti, susu, kue-kue lezat dan aneka kuliner dari seluruh pelosok negeri tersaji
untuk menghormatimu ya rasul" aku mempersilakan Muhammad untuk menyantap
aneka jenis makanan yang tersaji lengkap"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Baginda rasul kini mulai tersenyum, tapi dia menolak untuk
mencicipi makanan di hadapannya, seraya berkata.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Aku hari ini berpuasa"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Lho, ini kan hari Selasa, setahu hamba baginda
menganjurkan puasa di hari Senin dan Kamis?" tanyaku heran. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Begini, tadi pagi aku tak menemukan satupun makanan di
rumahku, jadi dikuputuskan untuk berpuasa saja" jawab sang rasul.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Jikapun aku tak sedang berpuasa belum tentu aku mau
mencicipi makanan lezat ini" jawabnya lagi yang semakin memancing
keheranananku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Kenapa baginda, apa yang salah dari makanan ini"
tanyaku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Apakah engkau
bisa menjamin kehalalan makanan ini? Darimana uang yang diperoleh untuk
membeli dan mengolahnya? Apa bukan uang dari hasil korupsi, menipu orang,
menyuap, memeras, mencuri atau merampok? Atau jika uang milik negara, bukankah
itu uang milik rakyat yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat, bukan
malah dibuat kenduri yang hanya segelintir orang yang menikmati?" Nabi
Muhammad mulai menceramahiku. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Lantas engkau juga mengatakan bahwa peringatan miladku
untuk mengingat semua perintahku. Apa betul kalian mengingatnya? Andaipun
kalian ingat, apakah kalian menjalankan semua perkataan dan melanjutkan apa
yang pernah kuperbuat? Kalian hapal semua sifatku, tapi kalian injak-injak
praktiknya. Kalian diberi amanah, tapi malah mengingkarinya</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Mungkin engkau masih ingat pesanku untuk tidak
menggambar atau memvisualisasikan wajahku dalam bentuk visual apapun. Tapi coba
lihat semakin berserakannya wajah pemimpin kalian, ulama, orang yang engkau
sebut tokoh, atau calon-calon yang ingin menjadi penguasa di negeri ini terpampang
dengan narsisnya di jalan hingga bangunan bahkan pepohonan" Rasulullah kini
seolah menginterogasiku. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Apakah kau tahu betapa sakitnya pohon-pohon itu dipaku
hanya untuk demi wajah mereka terpampang disana?" ucap Rasul sambil
menunjuk salah satu pohon yang ditempeli poster caleg. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Ttt...te..tetapi paduka" aku mulai terbata-bata. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Muhammad SAW langsung memotong "Nah, engkau mulai
menyebutku paduka, padahal sebelumnya kau sebut aku baginda. Bukankah gelar
paduka telah engkau sematkan kepada orang-orang yang belum tentu kau cintai.
Hanya karena dia memiliki kekuatan dan pasukan, lantas kau tunduk padanya"
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Parahnya, orang yang engkau sebut ulama yang sangat
hapal dan melahap semua haditsku ternyata berperilaku penjahat. Walau tak
semua, mereka tak berbuat apa-apa bahkan menjadi bagian dari pemerintah zalim
yang mengeruk uang rakyat untuk kepentingan sendiri dan golongan mereka"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Waduh, Rasulullah kok paham betul kondisi bangsaku ini ya,
apa beliau baca koran? tanyaku dalam hati. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Aku tahu apa yang engkau pikirkan anak muda. Satu
lagi, yang lebih menyedihkan bagiku, engkau memproklamirkan, mengumumkan ke
seluruh dunia bahwa bangsamu adalah bangsa yang telah menjalankan syariatku
hanya dengan mengatur "dunia fashion". Kau cambuk pejudi, kau buat
malu kaum hawa tapi kau biarkan koruptor bahkan kau sanjung-sanjung mereka"
nada baginda Rasul agak meninggi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Penguasamu mengklaim kebenaran padahal itu kebenaran
menurut versi mereka, sehingga rakyatmu dilanda kegalauan mana yang
sesungguhnya yang <i>haq</i> dan yang <i>bathil</i>. Dan masih banyak lagi tak sanggup
kuurai satu persatu. Engkau lebih tahu anak muda" </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku tertunduk dan memejamkan mataku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tiba-tiba, aku tidak melihat lagi sosok baginda Rasul
Muhammad SAW dihadapanku. Dia menghilang. Dan aku terjaga dari mimpi, seraya
mendengarkan sorak-sorai orang yang berteriak "Goollll..." Ternyata
tadi adalah dialog imajinerku dengan Muhammad SAW. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku melihat jam, yang angkanya menunjukkan jam 3 pagi. Oh,
ternyata teriakan "gol" tadi berasal dari warung kopi yang jaraknya
tak jauh dari rumahku. Malam itu ada siaran langsung liga Inggris, yang kutahu
salah satunya adalah klub yang berjulukan "setan merah". </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ah, gara-gara gol itu, perjumpaanku dengan Rasulullah walau
hanya melalui mimpi buyar. Kuterobos dinginnya subuh itu dan bergegas mengambil
wudhu'. Semoga hari ini aku mampu bertahajjud. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ampuni aku Ya Allah. </span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-36304823622841070652013-12-26T02:10:00.003-08:002013-12-26T03:21:05.727-08:009 Tahun, Aku Masih Rindu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLhBMWSxBixroGBIX7F77DUsuxmatQG0xebqBOGtpBjGbtpHcEmZW8LjNucywviG4D4Yy7WqFgRMMv4BX4wTicmiFFxnsUvfijLpI9n7Abl0dCo9QolJOi1V1ExWGa9sblbzAj-fB4qQY/s1600/9+years+ago.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLhBMWSxBixroGBIX7F77DUsuxmatQG0xebqBOGtpBjGbtpHcEmZW8LjNucywviG4D4Yy7WqFgRMMv4BX4wTicmiFFxnsUvfijLpI9n7Abl0dCo9QolJOi1V1ExWGa9sblbzAj-fB4qQY/s320/9+years+ago.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;">Tadi malam, sama dengan malam kemarin, kemarin lusa, dan kemarin-kemarin lagi. Menjelang 26 Desember, sejak 9 tahun lalu perasaan ini tak menentu. Rindu, ada pilu. Tapi tahun lalu, sempat ada "hadiah" berupa mimpi-mimpi bertemu dengan orang-orang yang kusayang, orang-orang yang kurindu. Desember tahun ini, Allah mungkin belum memberikan mimpi itu. Entah apa maksud-Nya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;">P</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;">ertanyaan "maksud" juga sempat kupertanyakan kepada Allah 9 tahun lalu. Apa maksudnya, tiba-tiba ada gempa, tiba-tiba ada tsunami, dan tiba-tiba Ayah, Mamak, Istriku Sarah yang sedang hamil, adik-adikku, dan sodara-sodaraku, dan kerabat-kerabatku lain menghilang. Apa maksud dari semua ini ya Allah, tanyaku 9 tahun lalu. Orang-orang bijak, penceramah, orang-tua, hingga media massa sepakat menyuruh kita untuk mengambil hikmah dari kejadian yang kemudian terkenal dengan nama tsunami Aceh.<br /><br />Pertanyaanku, hikmah yang seperti apa? Aku belum mengerti. Yang pasti sejak mendarat di Aceh, pada 27 Desember 2004, atau hari ketiga, aku tak sanggup lagi membendung air mata, aku menangis, walaupun belum tahu bagaimana nasib orang-orang yang kusayang. Cuma, Cek Ni, atau om ku yang menjemput di bandara sempat bilang, "Kak Ani (kakak kandungku) ada di rumah, selamat. Yang lain belum tahu" katanya sambil menatapku, dan tak tahu mau bicara apa lagi. Kutahan tangisku. Dia cuma bisa bilang, "sabar dek, sabar" dan menyuruhku istighfar. Kuikuti kata-katanya, sambil memandang jenazah korban tsunami yang dikumpulkan di dekat jembatan Lambaro. Mereka tertutup plastik, ada juga kain. Aku tak bisa melihat dengan jelas, selain malam listrik pun mati.<br /><br />Malam-malam setelah itu kulalui dengan mimpi-mimpi kehadiran orang-orang kusayang. Cerita dalam mimpi, tidak seperti dalam mimpi. Ceritanya adalah kejadian biasa, seolah tak terjadi apa-apa. Pernah suatu saat, beberapa hari setelah tsunami kubermimpi istriku Sarah, dan ibu mertua menggunakan gaun hijau cantik, anggun. Mereka sedang mengaji. Aku memanggilnya, cuma itu saja. Aku ingat surah yang dibacakannya. Bangun bagi perasaanku diaduk lagi. Rindu, dan haru. Lagi-lagi, kubertanya apa maksud mimpi itu.<br /><br />Juga masih teringat mimpi tahun lalu. Saat aku pulang ke rumah mengambil sarung, Mamak, atau Ibu menyambutku lengkap dengan mukena putuhnya, layaknya habis shalat atau mengaji. Dalam mimpi itu kami berpelukan dan ia menciumku seperti masa kecil dulu, pipi kami saling beradu. Aku menangis, air mataku tumpah ruah, basah. Wajah mamak berseri-seri, putih, terus tersenyum. Aku tak kan lupa hidungnya yang cantik itu. Akhirnya aku pamit menggunakan sarung yang sempat ia berikan, sarung kotak-kotak. Oh, ternyata itu hanya mimpi. Dapat kurasakan bantal yang kugunakan basah oleh air mataku. Kulihat sarungku, persis di dalam mimpi, sarung kotak-kotak.<br /><br />Mungkin itu salah satu mimpi terindah yang pernah kurasa. Mamak seolah nyata.<br />Hari ini, 26 Desember 2013, telah 9 tahun berlalu. Adalah, seperti ritual bagiku untuk berdoa secara khusus setiap 26 Desember. Walau sebenarnya, setiap hari, di setiap shalatku selalu ku berdoa agar Allah melapangkan kubur mereka, dan memberikan surga bagi syuhad tsunami. Tapi, entah kenapa 26 Desember selalu berbeda.<br /><br />Hingga saat itu, aku tak tahu pasti dimana semua keluargaku dimakamkan. Tapi, aku punya feeling yang tak mampu kujelaskan secara logika, ada satu kuburan massal yang saat aku memasukinya, tubuh ini mendadak bergetar, ada haru yang mendalam, ada rasa yang tak bisa kujelaskan. Ya, kusimpulkan, mungkin salah satu dari mereka ada disini, ya di kuburan masal Gampong Siron. Menurut catatan, di dalam kuburan masal ini terdapat 46.718 jiwa syuhada tsunami.<br /><br />Tidak hanya aku yang kehilangan orang-orang yang disayang, bahkan tak tahu dimana kuburnya. Aku bersama puluhan ribu bahkan ratusan ribu warga Aceh yang tak tahu dimana makam keluarganya. Lagi-lagi aku bertanya, apa maksud ini semua?<br /><br />Beberapa pertanyaanku tentang makna ini sempat terjawab, beberapa puzzle yang diberikan Allah mulai kususun, dan kumengerti maknanya. Mungkin ini cara Allah melatih kesabaranku, kesabaran kita. Dia menguji kita, dengan hal-hal yang tak pernah kita pikirkan. Dia menguji dengan pelajaran-pelajaran yang tak pernah kita kenal apalagi pelajari. Jauh berbeda dengan ujian sekolah, untuk mata pelajaran matematika, pasti yang diuji tentang matematika, bukan pelajaran sejarah. Ujian dari Allah memang maha beda.<br /><br />Walaupun belum ada jawaban lengkap, tapi aku yakin Allah masih dan sedang mempersiapkan sesuatu untukku, dan untuk kita semua dengan cara-cara tidak kita duga, tak pernah terfikirkan sebelumnya, Ia juga sedang menghadiahi kita oleh sesuatu yang tak pernah kita impikan sebelumnya, karena Ia Maha Penguasa Rencana.<br />Aku masih bermimpi, dan terus ingin bermimpi.<br /><br />Doaku untuk Ayah, Mamak, Sarah, ibu mertua, adik-adikku, dan para syuhada korban tsunami. Allahumaghfirlahum, warhamhum, wa'afihi wa'fuanhum....</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-size: 11.199999809265137px; line-height: 11.199999809265137px;"><br /></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-49916820358749946492013-12-20T20:23:00.000-08:002013-12-21T08:32:39.550-08:00Asal Kopi Gayo itu Dari Surga<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Alkisah, duluuu-sedulu-dulunya zaman dahulu. Saat Nabi Adam,
nenek moyangku,moyangmu, dan nenek moyang kita semua yang mengaku manusia,
meninggalkan surga menuju bumi. Menurut cerita-cerita Adam menginjakkan kaki ke
bumi pertama di wilayah yang sekarang di kenal dengan nama Sri Lanka. Ada yang
bilang di India. Eh,ada juga yang bilang di Finlandia, atau negara-negara
Eropa. Yang pasti banyak pendapat yang tak sependapat tentang lokasi persis
pertama Adam. Saya tak ingin dan merasa tak harus merepotkan itu dulu, karena
itu domain ahli sejarah. Sedangkan saya hanya ahli famili.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang di atas itu sejarah. Biasanya sejarah tidak berdiri
sendiri, ada cerita, kisah, dongeng, perspektif lain hingga <i>joke</i> yang mendukung sejarah itu. Nah,
cerita saya ini mungkin tidak termasuk dari kategori itu semua, mungkin fiksi,
imajinasi, atau bisa jadi terjadi. <i>Who
knows!<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Apa ceritanya? Ini ceritanya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dulu yang sedulu-dulu itu, saat Nabi Adam turun ke bumi, beliau
sempat "menyeludupkan" atau membawa serta beberapa jenis makanan atau
bijian dan resep kuliner dari surga. Salah satunya biji kopi. Karena perjalanan
dari surga ke bumi itu sangat jauuuuh, maka biji kopi yang sampai ke bumi itu
diduga mengalami proses kontaminasi, perubahan iklim, yang pasti sudah tak
seenak yang di surga. Itu pasti. Kalo biji kopi di surga masih <i>ori.<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dalam perjalanan Adam mencari pasangannya Siti Hawa, yang
katanya juga membutuhkan waktu sampe 40 tahun lamanya, Adam menjelajahi
berbagai wilayah, gunung, bukit, padang pasir, hingga padang rumput. Suatu
ketika beliau sampa di wilayah yang lumayan dingin, banyak bukit, ada juga
gunung. Karena dingin, beliau menghangatkan diri, sambil mengolah biji kopi
yang dibawanya itu. Sambil menyeruput kopi surga, Adam berfikir, ini kopi
lama-lama bisa habis juga, jadi harus diperbanyak. Hmm, OK, esoknya ia
mengambil satu biji kopi itu dan mulai menanamnya. Ternyata, menurut dugaan
saya, lokasi penanaman biji kopi itu bertempat di (sekarang namanya) Aceh,
tepatnya di Tanah Gayo, (wilayah Aceh Tengah).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Syukur, sampe sekarang biji kopi titipan surga itu bisa kita
rasakan, bahkan berkembang menjadi yang dikenal sekarang Arabika dan Robusta.
Percaya ato tidak, itu adalah teori saya, ya saya sendiri. Teori yang sungguh tidak
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah tapi dapat dirasakan oleh lidah. Ya,
karena kopi gayo adalah kopi "titipan" surga untuk umat manusia, cucu
Adam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Aneh bukan? Asal aja orang pikir? Saya sendiri merasa aneh
setelah mengklaim ini. Semoga tak ada yang marah, janganlah marah karena marah
temannya setan. Janganlah berteman dengan setan walopun setan itu suka
berteman. Nabi Adam saja sempat ikut kata setan "dikirim" Allah turun
ke bumi. Nah, kalo kita ikut kata setan akan kemana lagi selain bumi?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Selamat menikmati kopi. Kopi apa aja Gayo bole, UleeKareng
boleh, Papua boleh, Vietnam bole. Afrika lanjut. Asal jangan bertengkar dan
asah parang hanya karena tidak sependapat tentang kopi. Gak asik aja!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkhnAKIU7w8UEB-5CuU3veV3mQ97noSnaS2OsNBYgQlWM9_4ki8AVOcS-OSIAwXwbHA1FWFAxXvdSZmVMlgnBbZckA1H-wF7HZqex8egeg6Ovbp8p5hsAin0sxV2q-3t5oCKnVbDb0Jmw/s1600/Kopi+2a.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkhnAKIU7w8UEB-5CuU3veV3mQ97noSnaS2OsNBYgQlWM9_4ki8AVOcS-OSIAwXwbHA1FWFAxXvdSZmVMlgnBbZckA1H-wF7HZqex8egeg6Ovbp8p5hsAin0sxV2q-3t5oCKnVbDb0Jmw/s320/Kopi+2a.jpg" width="308" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-84580882020954793282013-11-29T20:45:00.001-08:002013-11-29T20:45:24.995-08:00Shenny<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">BAGIAN 4<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Shenny</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Panggilannya Shenny. Tapi
pengucapannya seperti mengucapkan kata "Syeitan", pake huruf
"Syen". Huruf "S" diucapkan dengan tebal. Bagiku penggunaan
huruf untuk namanya mubazir, huruf "N" nya aja dua kali. Gak ngerti
kenapa ayahnya menamakan itu. Oya, tak lupa nama ayahnya menyertai di belakang,
Sunarto. Lengkapnya Shenny Sunarto. Siapa tau nama ibunya Sunarti. Siapa tau,
aku gak tau, karena gak pernah tanya. Malu lah, anak SMP nanya-nanya nama ibu
orang.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tapi walopun namanya terkesan
mubazir, sesungguhnya wajahnya tidak. Justru proporsional, simetris, akurat,
tata letak yang elegan. Aku permudah dengan satu kata: cantik, manis, teduh.
Lho kok tiga kata? Gak apa, ternyata satu kata gak cukup mewakili. Aku dan
kawan-kawan sering bilang dia itu mirip Gladys Suwandhi, penyanyi dan bintang
pelem yang terkenal di masa jayanya. (Di bawah ini fotonya. Mirip kan? Gak mirip ya?)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /><!--[endif]--></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTMeghnJiNadaMA1J-1sB42ayYCtEjXmY2pELn6lK3t7zUWI2ga272PT_rzkthu3_zQDx1zvq4HohjKT1hcApqdiglrqBFFzfozsxVET4yKALqVobtwf-xhDVwPsidGWfdDdjd892_2sA/s1600/Gladys+Suwandhi+-+Terlalu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTMeghnJiNadaMA1J-1sB42ayYCtEjXmY2pELn6lK3t7zUWI2ga272PT_rzkthu3_zQDx1zvq4HohjKT1hcApqdiglrqBFFzfozsxVET4yKALqVobtwf-xhDVwPsidGWfdDdjd892_2sA/s200/Gladys+Suwandhi+-+Terlalu.jpg" width="131" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Shenny adalah kembang kelas.
Kelasku. Dia idola. Idola anak laki pasti. Aku dan teman sebangkuku punya nama
nama samaran atau kode khusus untuknya, "Dodol". Simpel aja, karena
dia idola, jadi diolah aja katanya menjadi "Idol..Dol", maka jadilah
"Dodol" . Betol memang dia idola, karena disukai 99% siswa cowok di
kelasku, 80% di kelas lain. Bicaranya yang lembut, santun, dan tenang memperkuat
"dodol" nya itu.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Contoh percakapannya kayak
gini:</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Eh, liat tuh si Dodol
mau ke kantin" kata temanku.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Iya, jangan-jangan si
Dodol mau beli dodol" jawabku. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kami sebut dodol untuk
menyamarkan percakapan, supaya orang-orang gak tau kalo kami omongin Shenny. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Shenny juga wangi, sewangi
bayi. Karena dia pake minyak-minyakan untuk bayi, yang entah apa namanya.
Terkadang tercium aroma segar minyak kayu putih, jika aku berdekatan dengannya,
sejauh 1 meter. Dia anggun. Aku yakin, saat ia senyum tak ada lagi sisa cabe
atau sayuran yang nempel di giginya. Semuanya menyingkir secara otomatis. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Melihat Shenny setiap diantar
sekolah oleh ayahnya laksana melihat bidadari yang turun dari minibus. Karena
memang dia diantar pake mobil berjenis minibus.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Tidak hanya cantik, Shenny juga cerdas, tulisannya cantik dan rapi. Aku sering
pinjam catatannya untuk sekadar mengagumi kenapa ada tulisan sebagus itu, rapih
seperti pake komputer, dengan jenis font <i>Arial.</i>
Jangan-jangan jemarinya sudah terprogram dan mengandung listrik, atau unsur
komputer lainnya. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Terus terang,terang terus aku
suka Shenny. Suka aja. Aku kagum padanya, kenapa ada cewek semanis itu di kelas
ini. Aku yakin ini perwujudan keadilan Tuhan yang menempatkan Shenny di kelas
kami. Tidak hanya aku, 99% siswa laki ato cowok di kelasku juga menyukainya. 1%
lagi gak jelas. Disebabkan terlalu banyak lelaki yang suka padanya, tak ada
keberanianku untuk nembak, atau sekadar bilang "Kamu cantik". Karena
saat aku SMP dulu memang belum ada kekuatan untuk nembak cewek. Aku dan
beberapa cowok lain cuma menjadi para <i>secret
admirer</i> yang mengagumi dan membicarakannya dengan penuh antusias dan
imajinasi. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bisa jadi kelas SMP adalah masa
transisi, ya transisi dari sekolah di dasar ke sekolah menengah, atau agak
tinggi dikit. Dari tak ada fisika, jadi mulai belajar fisika. Dari pake celana
merah, jadi celana biru. Bagi cowok yang paling penting yaitu ini adalah
transisi dan masa penyesuaian pasca disunat.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Uniknya kesukaan para cowok
menjelang akil balig ini bersifat kolektif. Teman sebangkuku, namanya Jeko juga
suka, teman di depannya juga suka, teman di depannya lagi suka juga, teman
disampingya apalagi. Tapi kami semua gak ada yang berani ungkapin perasaan, apalagi
nembak. Ngobrol dengannya biasanya kalo lagi perlu pinjam <i>Stip Ex</i>. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Shen, pinjam <i>Tip Ex </i>nya boleh" pintaku.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Boleh, ambil aja"
jawab Shenny sambil menunjuk sesuatu di atas mejanya"</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Aku pun <i>speechless. </i>Rasanya berat sekali lidah ini untuk berbicara panjanga
lebar, atau tanya-tanya yang lain. Aku berharap Shenny mengajakku berbicara
lagi, tapi dia kembali dengan catatannya. Mungkin aja dia sedang mulis
"Catatan Si Shenny". Langsung kuambil <i>Stip Ex </i>Shenny, kutuliskan <i>"Guns
N Roses"</i> di mejaku pake <i>Stip Ex</i>
nya yang berwarna putih itu. Sehabis menulis, kukembalikan lagi itu barang,
suatu saat akan kupinjam lagi ujarku dalam hati. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Shenny bukan sombong, cuma
pelit bicara aja kayaknya. Tapi dia baik, mungkin agak pemalu. Perasaan paling top markotop saat itu adalah
saat Shenny senyum. Oh, rasanya pelajaran Matematika jadi seasik main bola, belajar
teori-teori Fisika serasa minum air es kelapa di siang bolong dengan suhu 40
derajat celcius.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">7</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Hipotesisku bahwa mayoritas
cowok suka Shenny terbukti saat hari raya, atau lebaran. Biasanya saat lebaran
kita saling silaturrahmi ke rumah guru dan rumah teman. Rumah Shenny cukup jauh
untuk kami-kami yang cuma bisa naik kereta (sepeda motor), kereta pinjaman
punya orang tua. Seorang kawan, namanya Mahmud, naek Vespa. Punya ayahnya juga.
Dimanakah rumahnya? Ya, rumahnya jauh di dekat bandara Blang Bintang sana.
Kira-kira satu jam naek kereta, kalo bocor ban bisa dua, tiga jam karena harus
dorong, dan jalannya belum semulus sekarang. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Karena kesukaan terhadap Shenny
bersifat kolektif, maka saat lebaran kami juga pergi ke rumahnya bersama-sama,
bisa 4 atau 5 kereta, dikalikan dua penumpang, totalnya 10 siswa cowok yang
sedang mencari cinta pergi ke satu sasaran. Aku lebih sering dibonceng kawan, lebih
asik dibonceng juga. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sambutan keluarganya hangat
dan ibunya ramah. Adiknya juga asik. Tapi sasaran kami cuma satu, bisa salam
sama Shenny. Kalo bukan saat lebaran kapan bisa salaman dengan dia. Salaman
adalah satu-satunya cara untuk bisa menyentuh lembutnya tangan Shenny. Momen
itu menjadi pembuktian bahwa tangannya tak ada tato<i> </i>tengkorak, seperti yang digosipkan orang-orang yang iri dengki,
dan suka menghasut. Kami membuktikan tato<i>
</i>tengkorak itu fitnah. Orang suka fitnah bisa masuk neraka kata guru agama.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Belum 10 menit di rumah Shenny,
tiba-tiba datang rombongan sirkus lain.Ternyata kawan-kawan lain dari kloter
yang berbeda, grup berbeda juga berlebaran ke rumah Shenny. Jumlah mereka 5
orang, ada anak dari kelas lain pula. Tuh kan hipotesisku terbukti. Ngapain
coba jauh-jauh ke rumah Shenny.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Akhirnya, 15 orang berdesakan
di rumah Shenny yang sederhana. Walopun bersaing, kami tidak pernah bermusuhan,
malah ketawa-ketiwi. <i>Ulok</i> sana, <i>ulok</i> sini. (Ulok artinya cerita-cerita
lucu, bohong, dan cerita-cerita gak penting lainnya). Cuma 1 orang yang
terlihat jaim dan terkesan berwibawa saat itu, dia duduk di sudut kanan dekat
jendela. Orangnya ganteng, namanya Romy. Disaat kami terbahak- bahak mendengar
cerita si Raul (singkatan untuk Raja <i>Ulok</i>),
padahal namanya Paijul, si Romy hanya senyum-senyum sambil memeluk erat helm nya.
Aku rasa dia sedang sesak beol. Ngapain pulak helm dibawa-bawa ke dalam rumah,
tanyaku dalam hati. Jangan-jangan ada bom di balik helmnya itu. Ah, gak
mungkin, Romy terlalu lugu untuk buat bom. Liat ayam disembelih aja dia ikut
nangis. Tapi, benda di dalam helmnya itu masih misteri. Ya, misteri paling
misteri di hari fitri. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Setelah hampir satu jam asik
ngobrol dan ketawa kami pun pamit pulang. Satu persatu, kami salam lagi dengan Shenny.
Aseeeek salaman lagi. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tiba-tiba...terlihat satu..dua,
tiga jeruk berwarna oranye jatuh dan bergelinding di lantai. Sumbernya dari
helm Romy. Akhirnya misteri di balik helm Romy terbongkar, ternyata dia bawa
jeruk yang dibungkus plastik keresek, dan disembunyikan di balik helm. Nasib
apes, plastiknya jebol, dan jeruk-jeruk lepas dengan bebas, bergelinding senang
kesana kemari. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Apa tu jatuh" tanya
Shenny.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Eh..eh..anu...itu..anu...
jeruk" jawab Romy malu-malu. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ya, kita juga semua tahu itu
jeruk, bukan duren.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ternyata sebelum berangkat ke
rumah Shenny, si Romy sempatin beli jeruk manis itu 2 kilo. Maksudnya mungkin
mau kasih hadiah atau surprise ke Shenny. Tapi niatnya urung, melihat kami yang
rame-rame ke rumah Shenny. Mungkin dia mau kasih pas kawan-kawan lain udah
pulang, supaya gak terlihat. Wajah Romy
yang putih itu memerah karena malu. Sementara wajah kami juga memerah karena
tertawa. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Akhirnya jeruk itu tetap diberi
untuk Shenny, karena memang Romy membelikannya untuk Shenny, walau dengan
keadaan plastik kresek jebol. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<o:p><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i><b><br /></b></i></span></o:p></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i><b>**Mari Bung....Mari Bersambung***</b></i></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-4032324748003539122013-11-12T03:20:00.003-08:002013-11-12T12:09:40.193-08:00Kee/Qe <div class="MsoNormal">
<b><span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">...Sambungin<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">BAGIAN 3<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">Kee/Qe</span></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfXcyuGrL_J5eIUK-lNwMDUpnOdT6goDSxop9NJVkFkUsygxfdsFS1tim5-N8H3fVmE6vGCugIbo0cOXSMaPUXqebtdVFvilPfZBYPAJsfzxfhrdEQydF3DnLAdU8zwJV5uSms66VWRhE/s1600/Anak+baru+smp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfXcyuGrL_J5eIUK-lNwMDUpnOdT6goDSxop9NJVkFkUsygxfdsFS1tim5-N8H3fVmE6vGCugIbo0cOXSMaPUXqebtdVFvilPfZBYPAJsfzxfhrdEQydF3DnLAdU8zwJV5uSms66VWRhE/s320/Anak+baru+smp.jpg" width="277" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">4</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Omen, mantap
kali Kee"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Udah makan Kee?"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Jangan sok lah Kee!"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Kee kemana aja?"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Enak kali Kee"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya. Kee.
Dulu saya suka menulisnya dengan "Qe", cara bacanya persis seperti
baca huruf "E" pada Tempe, Toge, atau Sate. Bukan "E" pada
Jengkol, Belok, atau Bebek. Kee itu sama dengan Loe/Lu buat anak Jakarta, Kau
di Medan, atau Kamu dalam bahasa Indonesia baku. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Anak Aceh,<i>wa bil
khusus</i> Banda Aceh memang selalu punya gaya sendiri. Terkadang Kee juga
diganti dengan Ko, dari kata Kau. Misal, "Enak kali Ko". Tapi
penggunaan kata Ko cenderung agak kasar, dan gak cocok digunakan untuk orang
yang lebih tua. Seolah ada nada intimidasi disana. Ada relasi dominasi antar
satu ke yang lain. Ada jurang pemisah antara bos dan anak buah.Tapi, kadang Ko
bisa juga untuk menunjukkan bahwa hubungan perkawanan itu sudah sudah sangat
dekat. Hanya dengan kawan-kawan tertentu Ko bisa dipake. Jangan sampe gunakan
untuk memanggil guru. "Mana aja Ko Pak?" Dijamin, abis manggil gitu
kita digampar atau dipecat, karena tidak sopan, walaupun pengucapannya dengan
nada paling lembut sekalipun. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kee hadir secara egaliter. Dia mengakui persamaan
derajat, tidak ada perbedaan agama,atau ideologi dalam kata Kee. Kee itu asik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tapi jangan pake Kee di Jakarta, walaupun huruf "A"
disana sering dibaca "E". Misalnya Jakarta, Gile, Ye. Seperti juga
disarankan untuk tidak memanggil kawan-kawan di Aceh dengan sebutan "Pa
kabar Lu?". Siap-siap aja dipanggil Sok Jakarta, atau Sok Paten. Eiya,
teringat waktu kuliah ada teman baru beberapa hari di Jakarta, trus
pulang-pulangnya udah pake logat. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Cui, gile lu, mane aje. Gue nyari-nyari lue"
sapa seorang kawan itu seolah-olah telah tak bersua 5 tahun lamanya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tiba-tiba, seorang kawan yang nyerocos, dalam bahasa
Aceh, </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i>"Toh eek bak
bineeh krueng, sok pake</i> Lue, Gue" (Beol aja masih di sungai, sok pake
Lue, Gue)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kami pun tertawa, tak ada yang marah. Tak boleh marah
karena kita kawan, kalo ada yang marah-marah, silakan berbaikan lagi. Gak enak
marah-marah, abis energi, abis waktu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Setauku belum ada satu buku bahasa atau buku sejarah
yang menulis awal penggunaan kata Kee. Di kamus apalagi. Kapan penggunaannya?
Siapa penemunya? Kalo penemunya masih ada dimana alamatnya? Minimal apa akun
twitternya dan Facebooknya? Kalo dia sudah tak ada, dimana kuburnya? Jadi
teringat lagu lama. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Udah dulu ah tentang Kee. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">5</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kita cerita yang lain aja. Apa ya?</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Aha, aku lagi lapar ni, cerita tentang jajanan, kuliner
di SMP 1 dulu yook...! Ayookkk..</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ada bakso, lontong sayur, lontong kacang, sirup kuning
ABG di gelas kecil pake es batu, kerupuk, bakwan, tahu, kue lapis, kacang,
peyek, dan lain-lain, bakpau, risol, es lilin (di plastik kerempeng kayak lilin
bentuknya), es agogo, dan lain-lain. Kue-kue itu harganya 100 perak. Lontong
pecal gak ingat lagi berapa. Aku suka kali lontong pecal. Bakso juga suka. Nasi
gurih juga asik. Semua kusuka. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Lontong. Yang jual (panggil saja) Kak Nong. Pasti ada
nama panjangnya, gak mungkin "Nong" tok. Lucu aja, pas aqiqah orang
tuanya kasi nama cuma segitu. Sampe sekarang aku gak tau siapa nama asli atau
gelarnya. karena itu gak penting, kita panggil dia itu aja, udah cukup. Ada
lontong sayur. Variannya, lontong yaitu beras yang dibungkus daun pisang bulat
segede-gede lengan anak SMP. Kalo yang segede lengan Mike Tyson itu bukan lontong
namanya, tapi nasi padang. Lontong itu dipotong-potong, kalo gak dipotong susah
makannya. Sayurnya sayur lodeh. Ada toco, kacang tumbuk, kerupuk, plus telor
rebus. Selain lontong sayur, yang paling aku suka ya itu tadi, lontong bumbu
kacang. Seperti bumbu sate Jawa. Tapi kacangnya lebih berasa. Gurih, sedikit
manis. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sewaktu kelas II, aku duduk pas di samping jendela,
bangku paling belakang. Jarakku dengan
Kak Nong yang lagi jualan hanya 7 meter. Kami hanya dipisahkan oleh jendela
kaca 120x60 cm. Tapi kami bisa saling menatap. Tatapanku jelas punya makna.
Lapar. Apalagi saat jam-jam menjelang keluar main/istirahat. Bukan sombong, aku
pernah pesan langsung dari jendela. Penasaran <i>delivery</i> itu seperti apa. Ternyata sekarang konsep <i>delivery</i> itu mulai ditiru oleh makanan <i>fast food</i>, bedanya mereka pake telpon.
Aku tidak. Dulu waktu SMP kami belum boleh bawa telepon ke sekolah. Karena gak
muat di tas, dan gak tau mau colok dimana kabelnya. Sekarang enak, udah ada HP,
smartphone. Bisa bawa kemana aja, bisa pesan apa aja asal ada uang. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Suatu hari, ada dialog antar konsumen yang dianya seorang
siswa cewek atau siswi dengan Kak Nong.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Kak Nong, lontong satu, gak pedas ya" pesan
siswi.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Nih" , Kak Nong menyodorkan sepiring lontong
sayur. Gak sampe 5 menit.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Siswi makan, mengunyah, tiba-tiba dia berhenti</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Kak, kok ada rambut di lontongnya ni:?" siswi
protes merasa haknya sebagai konsumen untuk mendapat makanan steril diabaikan.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kak Nong menjawab, sambil melirik selama 3 detik
"Kee makan aja teros. Jangan banyak kali cing cong Kee"</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Siswi: "Glek"</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Begitulah, Kak Nong. Baginya penjual adalah raja, bukan
pembeli. Konsep marketing tidak berlaku baginya. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pernah suatu ketika, ada yang protes,</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Kak Nong, kok hari ini lontongnya pedas kali kok?"</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Kee, kalo gak suka gak usah beli" jawabnya ringkas,
padat,tegas. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tak ada wacana dialogis disana pun tidak demokratis. Tapi, apa
daya lontong Kak Nong <i>is the best</i>.
Top <i>meuketop</i>. Betul katanya, gak
suka, ya gak usah beli. Simpel kan. </span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ah Kak Nong, dimana kau sekarang?</span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sekonyong-konyong saya ingat bakso. Yang jualnya bukan Kak Nong,
karena posisinya di belakang sekolah, dekat WC dan tempat wudhuk. Gak tau
kenapa posisi WC sering berdekatan dengan tempat wudhu. Pokoknya, sejak jaman
aku SMP sampe sekarang, WC dan tempat duduk masih tak terpisahkan. Dan entah
kenapa pula, penjual bakso ini buka lapak di dekat WC. Ah, sudahlah, pasti itu
kebijakan kepala sekolah atau pengurus sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang
jual bakso Bang Adi. Ini aneh, karena nama <i>mainstream</i>
penjual bakso di Banda Aceh dulu seputaran pada nama Lek Min. Lek itu dari Pak
Lek, bahasa Jawa, karena mayoritas penjual bakso dari suku Jawa. Bang Adi kalo
gak salah orang Jawa juga. Itu kalo gak salah ya, kalo salah, ya maaf. Dekat
rumahku agak ekstrim, dari Batak, panggilannya Bang Ucok. Gak mungkinlah
panggilnya Lek Ucok. Gak enak aja. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang
harus diketahui bakso ini rasa enaknya sudah lulus dengan predikat <i>summa cum laude</i>. Atau enak di atas enak,
<i>Post-delicious taste.</i> Jadi, susah
dibuat scoring, karena enaknya kelewatan. Kalo standar penilaian kuliner dari 1
sampe 10, maka bisa kubilang bakso Bang Adi ini punya nilai 11. Harganya, bolehlah,
masih terjangkau. Nah yang membuat skornya +1 itu adalah layanan purna jualnya.
Mungkin abang yang jual ini agak keberatan. Kelebihannya adalah, kita sering
minta bakso lebih. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Bang,
minta tambah baksonya dikit lah bang" pintaku saat memandangi mangkok yang
tinggal kuah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bang
Adi baik hati kasi tambah 2 bakso. Aku tersenyum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Selang
1 menit kemudian teman-temanku mengikuti jejak langkahku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Bang,
tambah bakso juga lah bang, bagi lah bang, dikit aja bang"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bang
Adi kecut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang
parah, kalo lagi rame-rame yang jajan, biasanya pas jam istirahat. Bang Adi
sibuk menyiapkan pesanan, fokusnya pada takaran mie, kuah di mangkok, para
siswa mengrubungi Bang Adi minta duluan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Bang
aku duluan Bang"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Jeh,
saya duluan Bang"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Teriak
siswa pesan bakso. Bang Adi jadi selebritis penting saat itu. Dia dikerubungi
aku dan kawan-kawan, rebutan siapa duluan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang
tak disadari Bang Adi, siswa yang agak lebih panjang memanfaatkan kesibukan
Bang Adi, dengan mengambil bakso yang ditaro di atas gerobak dorongya. Bakso
itu di baskom. Untuk siswa SMP perlu jinjit agar dapat meraihnya tanpa
sepengetahuan Bang Adi pasti. Praktik itu kami namakan "sepay", alias
mengambil bakso tanpa sepengetahuan penjual, atau bahasa resminya nyolong
bakso.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Ah, Bang Adi maafkan aku bang, maafkan kami yang sudah sepay bakso mu. Aku
sempat curiga, gak mungkin engkau gak tau perilaku itu Bang. Tapi seolah kau
membiarkannya, kalopun ada yang ketahuan engkau gak pernah lapor ke polisi atau
ke KPK, karena waktu itu belum ada KPK.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mengutip
lagu Slank di album pertamanya, "Maafkanlaaahhh aaakuuuu....."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNoSpacing">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">*Bisajadibersambunglagi*</span><o:p></o:p></b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-41092452352284271152013-11-06T23:07:00.001-08:002013-11-06T23:13:36.620-08:00Terowongan Bawah TanahAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3441252551992763687.post-4428079285958689972013-11-05T03:12:00.000-08:002013-11-06T23:13:21.517-08:00SMP ITU SATU...!<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18.18181800842285px;"><i>Oleh-oleh Fahmi Yunus</i></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">BAGIAN 1</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">1</span></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">SMP 1 pendeknya, nama panjangnya Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Banda Aceh. Mudah dicari, karena letaknya bersebelahan dengan SMA 1 di
kanan, dan SD 1 di kiri. Persis seperti cerdas cermat, bisa jadi SMP 1 adalah
juru bicaranya, atau kalo di film, kayak bosnya yang selalu berada di tengah,
diapit oleh anak buah (ajudan) kiri dan kanan. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu1_Qv5PAAUKxzIrwk4ElDa0ZMjfmfLLLAFZ22dpRDYli6IiHKi_E6SZwhHaalMVpoGWMvu4UPQnFMFV88X1wgwpcMwi5TV8g-1GghgquotsTiOo-iCHaDbPViZOwsHH6ciRF58uiRNRQ/s1600/SMP+1+dan+labi2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu1_Qv5PAAUKxzIrwk4ElDa0ZMjfmfLLLAFZ22dpRDYli6IiHKi_E6SZwhHaalMVpoGWMvu4UPQnFMFV88X1wgwpcMwi5TV8g-1GghgquotsTiOo-iCHaDbPViZOwsHH6ciRF58uiRNRQ/s400/SMP+1+dan+labi2.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Agak susah dapetin dokumentasi foto SMP 1 sebelum tsunami,
24 Desember 2004. Foto ini didapat dari </span><i style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Facebook</i><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">.
Makasih </span><i style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Facebook</i><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">, makasih Mark Zuckenberg yang
sudah kasi tempat untuk kita simpan-simpan foto. Gak kebayang kalo kantor </span><i style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Facebook</i><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"> kena tsunami juga, makin susah
aja cari foto jadul (jaman dulu) atau jarang (jaman sekarang).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Cerita ini tidak layak disebut sebagai cerpen, atau bahkan
novel sekalipun, apalagi karya tulis ilmiah, skripsi, hingga thesis. Karena ini ada kolaborasi pengalaman pribadi, imajinasi,
khayalan, survey yang tidak penting, dll. Mungkin lebih tepat disebut sebagai
tulisan aja. Tapi tulisan juga bukan, karena tidak ditulis pake pulpen, tapi
diketik pake laptop yang aku gak usah sebut merk nya, karena nanti dituduh promosi.
Oke, kalo gitu cerita atau ketikan ini diketik pake laptop <i>Samsung</i>. Tujuan aku mengetik ini bukan untuk jadi penulis seperti
Andrea Hirata, atau Pramoedya Ananta Toer sekalipun, bahasa mereka indah walo
kadang tak sanggup kujangkau. Jangan harap EYD pada cerita ini. Karena yang sempurna itu cuma Allah. </span><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Tujuan aku mengetik ini ya untuk mengetik aja,
sementara urusan baca itu bukan urusan aku, itu urusan kalian. Jangan campuri
urusan kita, karena kita punya urusan masing-masing.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Beberapa nama orang
di dalam cerita ini ada nama sebenarnya, ada yang nama tidak sebenarnya, atau
ada nama dan tokoh khayalan. Karena siapa tau Batman dan Superman bisa masuk
disini juga. Suka-suka aku, aku yang tulis. Kalo gak suka aku itu wajar, karena
yang suka sama aku udah ada, yaitu istri dan anak-anakku, dan kakakku, adik
sepupuku, om,tante,cek,yahwa, yahnek,tetangga,dan kawanku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bismillah, namaku Fahmi, cukup panggil itu aja, ato panggi
Fam, ato Mi, atah Fahmi juga boleh. Walaupun namaku Fahmi Yunus, karena ada
nama Ayahku diujungnya. Wajar Ayahku menitipkan namanya disana, karena aku
anaknya. Coba aku anak SBY, pasti namaku Fahmi SBY. Tapi itu juga gak mungkin,
karena mamakku tak pernah menikah dengan SBY. Cintanya untuk ayahku seorang,
yang bernama Pak Yunus tadi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">(*catatan: SBY itu bukan Surabaya, tapi Susilo Bambang
Yudhoyono, presiden Indonesia. Silakan baca koran atau cari di </span><i style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">google</i><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"> kalo gak percaya). </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Aku masuk kelas SMP kelas 1, itu tahun 1989 kelasnya I-5.
Siswanya kurang lebih 40an. Mana sanggup kuingat jumlah persisnya. Yang pasti
wali kelasnya bernama Bu Yulidar. Dia guru Matematika. Penyabar, sayang
muridnya dan dekat rumahnya. Beliau juga pintar, karena berkacamata. Dulu aku
berkesimpulan setiap orang yang berkacamata pasti pintar. Itu dulu! Sekarang
juga masih. SMP 1, di era 80-90an adalah sekolah favorit. Gak tau sekarang, semoga masih. Aku gak ikutin perkembangan SMP favorit, karena aku gak sekolah lagi.
Favorit dan terbaik karena banyak lulusan SD yang berebut masuk kesana, walaupun pintu
gerbangnya cuma dua. Di belakang sebenarnya ada pintu juga, tapi jarang dibuka,
biasanya untuk anak-anak yang suka cabut. (Nanti akan kubahas apa itu cabut,
bukan cabut gigi, atau cabut yang bisa terbang,..oh itu kabut). </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kembali ke sekolah favorit. Karena favorit tapi tempatnya
terbatas banyak yang tidak bisa masuk sehingga mereka menjerit. Dulu penilaian
dan standardisasi masuk sekolah pake NEM (Nilai Ebtanas Murni) atau perhitungan
yang menggunakan kalkulator bagi yang menggunakannya. Saat itu untuk masuk SMP
1 minimal dapat NEM 37. Waktu itu aku dapat 41. Artinya ada kelebihan 4 angka.
Anda kelebihan itu bisa kubagikan pada teman-temanku yang di bawah 37, tapi itu
tak mungkin, karena pasti gak diijinin menteri dan kepala dinas pendidikan saat
itu. Demi masuk SMP 1 aku harus rela, naik labi-labi. Ya, labi-labi itu sejenis transportasi publik, di daerah lain ada yang sebut angkot, sudako. Bukan Ferrari. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">2</span></div>
<br />
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Teman semejaku, (bukan sebangku), namanya
Beny. Kami berbagi meja bukan kursi. Kadang-kadang berbagi jajanan plus
contekan. Dia pandai main gitar dan hobi balap kereta (motor). Aku juga hobi
main gitar tapi tidak suka balap kereta. Dia suka Steve Vai, aku lebih ke
Slash. Dia digilai cewek-cewek, aku diteriaki cewek "gila..gila!"
Sebagai teman semeja kami harus kompak. Setidaknya harus saling membantu saat guru
suruh maju ke depan papan tulis, buat PR, dan yang paling penting kami punya
selera musik yang sama.</span><br />
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Oya, tiba-tiba teringat cerita tentang waktu pelajaran
bahasa Inggris, Gurunya wanita, orang batak. Satu-persatu kita ditanyai saat
belajar perkenalan dalam bahasa Inggris.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"What is your name?" tanya bu guru kepada siswa cewek
alias siswi yang duduk di depannya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"My name is Retno" jawab si siswi itu. Diduga,
siswa yang duduk di depan adalah siswa yang cerdas, rajin, dan perhatian sama
guru. Tapi teori itu tidak berlaku. Biasanya siswa yang duduk paling depan
adalah mereka kurang tinggi. Jadi kalo mereka duduk di belakang, akan susah
lihat ke depan karena dihadang oleh kawannya yang lebih tinggi. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tapi Retno ini,
memang pada dasarnya pintar. Buktinya, aku sering pinjam buku catatannya. Bukan
karena aku malas mencatat apa yang disampaikan guru, tapi aku yakin masa depan
atau beberapa puluh tahun lagi kita akan menulis lebih sedikit, dan mengetik lebih
banyak. Buktinya sekarang aku tidak menulis pake pulpen. Buku catatan Retno rajin
difotocopy oleh siapa saja. Retno yang cerdas itu juga baik dengan merelakan buku
catatannya ditindih berkali-kali oleh mesin fotocopy itu. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pertanyaan selanjutnya ke Jol. Itu nama pendeknya, nama
panjangnya aku lupa, karena pasti panjang. Jangan-jangan Jolkifli, atau Jolfikar, atau Joli-Joli.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"What is your name?" tanya bu guru lagi sambil
menunjuk temanku itu. Dengan lantang Jol menjawab</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jol menjawab mantap, "My name is <i>tiga
puluh sembilan?</i>" </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ternyata dia kira, "name (nama)" adalah
NEM, bukan nama. Makanya dengan bangga dia bilang tiga puluh sembilan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kamipun tertawa satu kelas. Ada juga yang tertawa malu
karena masih kelas satu. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jol ini cuek dan lucu. Logat Acehnya masih kental alias
medok. Misalnya huruf "T" pengucapannya persis seperti orang Bali.
Jol sering ditertawakan kawan-kawan karena logatnya itu. Menurutku itu tak
perlu ditertawakan, justru kita harus bangga. Buktinya, lihat presiden saat
itu, Soeharto. Kurang medok gimana logat jawanya. Atau Naga Bonar, kurang batak gimana logatnya? Justru kemedokan ini harus
dijaga dan dilestarikan, bukan? </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jol bercita-cita ingin jadi polisi militer. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">*** Di En ***</span></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">BAGIAN 2<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="font-size: large;">Terowongan Bawah Tanah</span><o:p></o:p></span></b></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt; text-align: right;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">3<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt; text-align: right;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pertama kali masuk semua
SMP siswa wajib ikut P4. Program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Tidak
hanya SMP, untuk masuk SMA, kuliah, bahkan pegawai juga harus ikut program ini.
Katanya tujuannya supaya dapat menghayati dan mengamalkan Pancasila. Tapi
kenapa korupsi masih banyak? Silakan diisi pilihan berikut: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">a) Apakah koruptor itu
tidak ikut P4? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">b) Apakah mereka ikut P4
tapi tidur di kelas?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">c) Apakah mereka ikut
tapi asik ngobrol dengan temannya calon koruptor?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">d) Wallahu'alam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Siswa/i yang ikut P4 ini
ratusan jumlahnya. Kami dikumpulkan di gedung olah raga sekolah. Tempatnya di
tengah-tengah SMP 1, di lapangan upacara, dan dekat pohon besar yang di
bawahnya ada tempat duduk dari beton yang dibikin untuk diduduki. Beberapa dari
kami ada juga yang lompat dan berlari di atasnya. Jika dilihat guru pasti
mereka turun secara otomatis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">SMP 1 ini sebenarnya
gedung bersejarah, bangunan peninggalan Belanda. Bahkan di salah satu kelas ada
terowongan yang menghubungkan SMP 1 dengan kakaknya, SMA 2, dan bisa juga
tembus ke masjid raya Baiturrahman, yang sekian kilometer jaraknya. Jika jaman
dulu Belanda udah bisa bikin terowongan seperti itu, kebayang gimana serunya.
Mungkin Gubernur Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dalam membangun MRT di
Jakarta juga terinspirasi dari terowongan ini. Atau jangan-jangan Jokowi juga
lulusan SMP 1? Bisa jadi, bisa juga tidak jadi. Memang angkatan aku ada yang
namanya Joko, bukan Jokowi lengkapnya. Jokowow namanya. Akhirnya cerita
terowongan ini menjadi mitos yang melegenda dan sekaligus kebanggaan anak SMP
1. Buktinya, abang atau kakak kelas
sering bercerita dengan bangganya, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Eh, tau gak
kalian, di bawah kelas kita itu ada terowongan yang nyambung ke masjid
raya" sesumbar abang itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Emang pernah masuk
kesana?" tanya adik kelas yang lugu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">"Belum lah!"
jawabnya dengan pasti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dan percakapanpun usai. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sempat terdengar isu
bahwa guru-guru senior pernah masuk ke terowongan itu. Tapi itu tak terbukti. Ada
juga isu katanya disana terdapat harta karun peninggalan Belanda. Menurut aku
ini isu sesat, ya gak mungkinlah Belanda ninggalin harta karunnya di sini,
pasti udah dibawa semua kesana. Kalo memang betul ada orang Belanda yang
ninggalin harta karunnya di terowongan itu dapat dipastikan dia itu adalah
Belanda yang diragukan kebelandaannya. Tidak hanya isu harta karun, terowongan
itu juga diterpa isu hantu. Ya, katanya di bawah itu ada hantu. Lagi-lagi aku
curiga dan gak percaya. Ngapain pulak hantu tinggal disana, karena gak ada
orang yang lewat, gak ada yang perlu ditakut-takutin. Dan masih banyak
cerita-cerita lain, tergantung siapa yang ceritain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jika memang terowongan
itu memang ada sejak jaman Belanda, maka aku pasti kagum dan salut sama yang
menggalinya. Bayangkan, disaat pemerintah sekarang aja masih belum becus buat
jalan di atas tanah. Hari ini diaspal, tiga bulan lagi mulai berlobang. Ah,
andai Belanda masih menjajah kita, maukah mereka ajarkan main sepak bola?
Mungkin kesannya aku gak punya nasionalisme karena masih "rindu
Belanda", dan mintak dijajah lagi. Menurutku, maraknya kasus korupsi,
kolusi, hingga kekerasan lainnya justru menjadikan kita sebagai bangsa yang
menjajah anak bangsanya sendiri. Jeruk makan jeruk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kembali ke terowongan
tadi. Ya udah, gak ada yang perlu diceritain tentang terowongan bawah tanah
itu, karena sebagian besarnya masih misteri. Nanti cerita ini jadi kisah-kisah
misteri. Kalo sutradara dan produser sinetron tau, bisa-bisa dibuat sinetron
horor, judulnya "Misteri Terowongan Hilang". Oke, kayaknya kita stop
dulu cerita tentang terowongan itu lah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Oya sory, masih ada lagi
rupanya. Ada yang juga bilang letaknya tepat di bawah kelas III-7, kelas paling
kanan yang kelasnya paling besar dan seperti layout bioskop. Tempat duduknya
bertingkat-tingkat, dan di area belakang masih luas, ada tempat untuk bermain,
bersenang-senang sambil tunggu guru datang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.5pt;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i><b>----Bersambung</b></i></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">*****<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> </span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07137829953807555173noreply@blogger.com7Banda Aceh, Aceh, Indonesia5.55 95.3166667000000425.4235685 95.155305200000043 5.6764315 95.47802820000004